Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pilot Arab Saudi yang dituduh membunuh tiga orang di pangkalan Angkatan Laut AS di Florida diduga teradikalisasi sebelum melakukan penembakan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia mengkritik perang AS dan mengutip pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden di media sosial beberapa jam sebelum penembakan, menurut sebuah kelompok yang melacak ekstremisme daring.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penyelidik federal belum mengungkapkan motif apa pun di balik serangan itu, yang terjadi pada Jumat dini hari ketika warga Saudi itu mulai menembakkan pistol di dalam ruang kelas di Stasiun Pangkalan Udara AL Pensacola.
Dikutip dari Reuters, 9 Desember 2019, Menteri Pertahanan AS Mark Esper mengatakan pada hari Sabtu ia belum bisa menyimpulkan itu tindakan terorisme.
Wakil sheriff dengan menembak mati pilot perwira tersebut dalam baku tembak, kata pihak berwenang, mengakhiri serangan mematikan kedua di pangkalan militer AS dalam kurun waktu seminggu.
Dalam beberapa jam, Raja Salman Arab Saudi telah memanggil Presiden AS Donald Trump untuk menyampaikan belasungkawa dan menjanjikan dukungan kerajaannya dalam penyelidikan.
Pihak berwenang mengkonfirmasi bahwa tersangka adalah anggota Angkatan Udara Kerajaan Saudi yang berada di pangkalan itu sebagai bagian dari program pelatihan Angkatan Laut AS yang dirancang untuk membina hubungan dengan sekutu asing. Dalam sebuah pernyataan yang dikirim melalui email pada hari Sabtu, FBI mengidentifikasi tersangka sebagai Letnan Dua Mohammed Saeed Alshamrani, 21 tahun.
Perwira muda itu dilaporkan telah memutar video penembakan massal saat makan malam di awal minggu dengan siswa penerbangan Saudi lainnya, menurut laporan media AS pada hari Sabtu yang mengutip sumber anonim, yang mengetahui rincian penyelidikan.
Gerbang utama di Naval Air Station Pensacola terlihat di Navy Boulevard di Pensacola, Florida, AS 16 Maret 2016. Gambar diambil 16 Maret 2016. [US Navy / Patrick Nichols / Handout via REUTERS]
Para penyelidik tidak menemukan tanda-tanda Alshamrani memiliki hubungan dengan kelompok-kelompok teroris internasional dan berpikir ia mungkin telah meradikalisasi sendiri, menurut laporan New York Times, mengutip pejabat AS.
Dikatakan bahwa pilot pertama kali memasuki Amerika Serikat pada tahun 2018, kembali ke Arab Saudi, kemudian kembali ke Amerika Serikat pada bulan Februari, dan telah melapor untuk pelatihan di pangkalan sekitar tiga hari sebelum serangan.
Setidaknya tiga dari delapan orang yang terluka adalah petugas penegak hukum yang ditembak ketika mereka merespons serangan itu, kata para pejabat, termasuk seorang perwira polisi Angkatan Laut dan dua wakil sheriff county.
Salah seorang yang tewas diidentifikasi Sabtu sebelumnya oleh kerabatnya sebagai Joshua Kaleb Watson, 23 tahun. Lulusan Akademi Angkatan Laut baru-baru ini di Annapolis, Maryland, ia tiba di Pensacola dua minggu lalu untuk pelatihan penerbangan, kata keluarganya.
Angkatan Laut, dalam sebuah pernyataan yang dikirim melalui email, menyebut para korban lainnya sebagai Mohammed Sameh Haitham, 19 tahun, dan Cameron Scott Walters, 21 tahun, keduanya pelaut yang belajar di pangkalan itu.
Di Gedung Putih pada hari Sabtu, Trump mengatakan Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman sedih atas kejadian tersebut, dan Raja Salman akan mengurus keluarga dan orang-orang terkasih.
Angkatan Udara Kerajaan Saudi Letnan 2 Mohammed Saeed Alshamrani. [Military Times/Navy Times]
Enam warga negara Saudi lainnya sedang diperiksa oleh penyidik di Florida, tiga di antaranya terlihat merekam kejadian itu.
Seorang paman dari Alshamrani, Saad bin Hantim Alshamrani, mengatakan dari Arab Saudi bahwa keponakannya disukai dan sopan terhadap keluarga dan tetangganya.
Alshamrani tampaknya telah mengunggah pembenaran atas rencana serangannya dalam bahasa Inggris di Twitter dengan akun @M&MD_SHAMRANI beberapa jam sebelum sersangan dimulai, menurut SITE Intelligence Group, yang memantau ekstremisme Islam daring.
Reuters belum memverifikasi keaslian akun @M&MD_SHAMRANI yang diblokir oleh Twitter pada hari Jumat.
Dia merujuk pada perang AS di negara-negara Muslim, menulis bahwa dia membenci orang Amerika karena melakukan kejahatan tidak hanya terhadap umat Islam tetapi juga kemanusiaan, dan mengkritik dukungan Washington untuk Israel, kata analisis SITE. Pilot Arab Saudi tersebut juga mengutip Osama bin Laden, warga Arab Saudi yang menjadi dalang atas serangan terhadap Amerika Serikat pada 11 September 2001, menurut SITE.