Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah pilot AS mengeluh setelah mereka menerbangkan pesawat Boeing 737 MAX 8, menurut database badan pengawas penerbangan AS.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seorang kapten dan perwira utama maskapai melaporkan terdapat masalah pada tombol otomatis pilot yang menyebabkan hidung pesawat lebih dulu turun dan menukik ke bawah setelah lepas landas, kata laporan yang dikutip dari CNN, Rabu, 13 Maret 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meskipun data tidak mengidentifikasi pilot atau maskapai penerbangan mereka, dua operator AS tetap menerbangkan MAX 8 yakni American Airlines dan Southwest Airlines.
Dunia mulai menyoroti pesawat Boieng pasca-kecelakaan Ethiopian Airlines 737 MAX 8 pada Minggu pagi, beberapa menit lepas landas dari Addis Abba, yang menewaskan 157 orang.
Ethiopian Airlines penerbangan ET 302 adalah kecelakaan maut kedua dari jenis pesawat baru yang sama dalam waktu lima bulan yakni Lion Air penerbangan JT 610 tidak lama setelah lepas landas dari Jakarta Oktober lalu dan menewaskan 189 penumpang bersama kru pesawat.
CEO Ethiopian Airlines, Tewolde GebreMariam, mengatakan penyelidikan kecelakaan Ethiopian Airlines terlalu cepat walaupun informasi dari perekam data penerbangan dan perekam suara kokpit sudah dipulihkan, namun belum dianalisis. Karena itu, masih terlalu awal untuk mencari apakah ada bukti langsung yang menghubungkan kedua kecelakaan pesawat tersebut.
"Pilot mengatakan pesawat memiliki masalah pada kontrol penerbangan sesaat sebelum 737 MAX 8 jatuh," kata Tewolde kepada CNN, Selasa, 12 Maret 2019.
Laporan tersebut mendukung bukti bahwa pilot AS mungkin pernah mengalami sesuatu yang terkait dengan apa yang terjadi dalam tragedi Lion Air.
Seorang pria warga negara Arab Saudi menyentuh puing pesawat Ethiopia Airlines ET 302, di lokasi kecelakaan, dekat kota Bishoftu, tenggara Addis Ababa, Ethiopia, Rabu, 13 Maret 2019. Saudara laki-lakinya menjadi salah satu korban dalam kecelakaan ini. REUTERS/Baz Ratner
Penyelidik mengatakan kecelakaan Lion Air kemungkinan disebabkan oleh sensor Angle of Attack (AoA) di bagian luar pesawat yang mentransmisikan data yang salah, yang bisa memicu perangkat lunak penerbangan otomatis yang disebut Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) yang memaksa hidung pesawat terbang ke bawah.
Pada November, sebulan setelah Lion Air jatuh, pihak Boeing mengeluarkan Operations Manual Bulletin, semacam buletin panduan yang memberi tahu operator penerbangan bagaimana mengatasi pembacaan kokpit yang salah. FAA kemudian mengeluarkan arahan kelaikan udara daruratnya sendiri yang memberi tahu pilot tentang cara merespons masalah serupa.
Dalam sebuah pernyataan kepada CNN pada hari Rabu, American Airlines mengatakan telah mematuhi FAA Emergency Airworthiness Directive November, dan armada tidak memiliki masalah serupa mengenai AOA selama penerbangan manual.
CEO Ethiopian Airlines, GebreMariam mengatakan pada Selasa, bahwa kedua pilot Penerbangan ET 302 Boeing 737 MAX 8 telah dilatih dan diberi pengarahan tentang arahan FAA setelah kecelakaan Lion Air.