Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Polisi Filipina Tewas Gara-gara Saling Tembak di Penggerebekan Transaksi Narkoba

Gara-gara miskomunikasi, aparat pemerintah malah saling tembak dalam penggerebekan transaksi narkoba di Filipina. Investigasi gabungan digelar.

25 Februari 2021 | 16.35 WIB

Ilustrasi penjahat narkoba. ANTARA/Galih Pradipta
Perbesar
Ilustrasi penjahat narkoba. ANTARA/Galih Pradipta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Gara-gara miskomunikasi, aparat pemerintah malah saling tembak dalam penggerebekan transaksi narkoba di Filipina. Hal tersebut terjadi pada Rabu lalu di kota Quezon. Saat itu, personil Kepolisian Nasional Filipina (PNP) tengah mencoba menghentikan transaksi narkotika di gerai makanan cepat saji.

Dikutip dari CNN, personil kepolisian tidak mengetahui ada anggota Badan Pemberantasan Narkotika (PDEA) menyamar pada transaksi tersebut. Alhasil, ketika mereka melepas tembakan ke tengah transaksi yang berlangsung, agen yang menyamar pun ikut ditembaki. Agen yang ditembaki secara refleks membalas serangan para personil kepolisian yang berujung baku tembak antar aparat pemerintah.

"Sebanyak dua polisi tewas dalam peristiwa itu sementara tiga agen PDEA dirawat di rumah sakit karena luka-luka," menurut keterangan pers Pemerintah Filipina, dikutip dari CNN, Kamis, 25 Februari 2021.

Atas apa yang terjadi, Pemerintah Filipina telah meluncurkan investiugasi paralel yang melibatkan baik PNP, PDEA, serta Biro Investigasi Nasional Filipina. Tujuan dari investigasi itu adalah mencari tahu kenapa baik PNP maupun PDEA tidak berkoordinasi perihal operasi yang sama.

Juru bicara PDEA, Derrick Carreon, bersikeras agennya tidak melakukan kesalahan apapun. Ia berkata, operasi penyamaran yang dilakukan oleh agen-agen PDEA bersifat legal dan sudah sesuai aturan yang berlaku.

Meski hakul yakin agennya tak bersalah, Carreon menjamin PDEA akan kooperatif atas investigasi paralel yang berlangsung. "Kami serahkan kepada dewan investigasi gabungan...Fokus utama kami saat ini agen-agen yang terluka," ujar Carreon.

Juru bicara PNP, Brigjen Ildebrandi Usana, bersikap lebih diplomatis. Ia berkata, walau kecelakaan yang terjadi fatal sifatnya, ia menjamin hal itu tidak akan mempengaruhi perperangan terhadap narkotika di Filipina.

"Dan tidak akan mengganggu koordinasi yang ada (dengan PDEA) dalam pemberantasan peredaran narkotika. Untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi di balik insiden itu, kami akan kooperatif dengan dewan investigasi gabungan PNP dan PDEA," ujar Usana menegaskan.

Sebagai catatan, peperangan terhadap peredaran narkotika sudah menjadi kebijakan nasional Filipina sejak Rodrigo Duterte terpilih sebagai presiden. Ia yang mempopulerkan pendekatan-pendekatan keras dalam penangangan kasus narkotika yang berujung pada kematian banyak orang.

Baca juga: Daripada Kena COVID-19, Duterte Minta Anak-anak Filipina Nonton TV di Rumah Saja

ISTMAN MP | CNN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus