Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pada Kamis, 16 Juli 2015, seorang pria muslim dilaporkan telah menyerang markas militer Amerika dan membunuh empat tentara. Pada hari yang sama, Washington Post memuat profil penyerang bernama Mohammad Youseef Abdulazeez itu.
Abdulazeez disebut sebagai insinyur listrik berusia 24 tahun yang dibesarkan di Chattanooga dalam sebuah keluarga muslim yang konservatif.
Dari penjelasan teman-teman dan keluarga pelaku penyerangan markas militer AS itu, Abdulazeez lahir di Kuwait. Keluarganya pindah ke AS saat Abdulazeez masih bayi dan Perang Teluk Persia berkobar. Selanjutnya, ia menjadi warga negara AS.
Dia belajar di Sekolah Tinggi Red Bank, daerah pinggiran Chattanooga, wilayah utara Sungai Tennessee. Buku pendaftaran sekolah itu menampilkan dua fotonya. Dia tampak rapi dengan rambut cepak dalam foto itu bersama kutipan kenabian: "Nama saya menimbulkan peringatan keamanan nasional. Apa yang dapat Anda lakukan?"
(Baca: http://dunia.tempo.co/read/news/2015/07/17/116684583/4-tentara-as-tewas-ditembak-di-markas-pelaku-diduga-isis )
Di sekolah tinggi, Abdulazeez aktif sebagai pegulat yang berkompetisi di kelas berat 189 pon. Ia sempat sebentar mengikuti turnamen seni bela diri campuran dan berlatih di pusat kebugaran setempat, yakni Chattanooga Fight Factory. Sebuah video satu laga kandang pada 2009 menunjukkan dia memukul petarung kelas menengah dari Shelbyville, Tenn. Ia menang di babak kedua dengan TKO.
Setelah lulus dari sekolah tinggi dan mendapatkan gelar teknik dari University of Tennessee di Chattanooga pada 2012, Abdulazeez tetap tinggal di kota itu.
Keluarganya hidup bersama komunitas Hixson di pinggiran Chattanooga. Ayahnya, Youssef, dipekerjakan oleh Departemen Pekerjaan Umum Chattanooga. Seorang pejabat penegak hukum senior AS menegaskan bahwa ayah Abdulazeez sempat diselidiki FBI beberapa tahun yang lalu dan dimasukkan ke daftar pendukung terorisme, sebelum kemudian dihapus.
Abdulazeez memiliki seorang adik, Dalia, yang mengajar siswa kelas IV sekolah dasar di Woodmore. Pada 2009, staf dan siswa sekolah itu pernah mengejutkan Dalia. Mereka merayakan naturalisasinya sebagai warga negara Amerika Serikat dengan bernyanyi, My Country, 'Tis of Thee.
Visa Harper, mantan kepala sekolah menengah atas di Woodmore, mengingat Dalia Abdulazeez sebagai wanita muda muslim yang berpakaian sederhana dan mengenakan jilbab. Harper sangat kagum dan bersimpati kepada wanita itu. Namun, beberapa tahun kemudian, guru muda itu mengejutkan Harper setelah meminta pengunduran diri karena alasan pribadi.
Dalia kemudian diketahui meninggalkan Amerika untuk mengikuti pria yang dicintainya setelah mendapat larangan dari orang tuanya, yang disebut-sebut sangat religius. "Ketika hendak pergi, ia menyebutkan mengalami dilema dengan pria yang ingin menikahinya. Orang tuanya tidak menyetujui," kata Harper. "Dia meninggalkan negara itu dan pergi dengan dia. Dia tidak peduli apa yang dikatakan orang tuanya."
Adiknya yang lain, Yasmeen, menarik perhatian banyak orang di Sekolah Tinggi Red Bank dan University of Tennessee di Chattanooga karena selalu dengan bangganya mengenakan jilbab muslim baik di kelas maupun di lapangan voli.
Dia dikatakan tidak takut dan risih terhadap sikap teman-teman atau gurunya terhadap keyakinan agamanya. "Saya tidak takut pergi langsung ke arah mereka dan bertanya, 'Apakah Anda benar-benar tahu Islam?'" katanya. "Ada kesalahpahaman bahwa Islam adalah agama kekerasan. Muslim sebenarnya cinta damai."
Menurut catatan pengadilan, beberapa bulan sebelum penembakan itu, Abdulazeez dituduh mengemudi di bawah pengaruh alkohol di Chattanooga. Sebuah foto pada saat penangkapan menunjukkan dia tengah tersenyum dan berjenggot tebal.
Abdul Baasit, imam di Islamic Society of Greater Chattanooga, mengatakan sempat melihat Abdulazeez beberapa saat sebelum kejadian itu di suatu masjid. "Saya masih berusaha menenangkan diri saya sendiri," kata Baasit.
WASHINGTON POST | MECHOS DE LAROCHA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini