Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Princeton Hapus Nama Presiden Amerika Rasis dari Gedung Kampus

Universitas Princeton, New Jersey, Amerika, mengubah nama bangunannya yang mengabadikan mantan Presiden Amerika Woodrow Wilson.

28 Juni 2020 | 16.00 WIB

Presiden ke-28, Woodrow Wilson, berada di urutan kelima IQ tertinggi dengan skor 145,1 di antara presiden Amerika Serikat lainnya. Wilson mendapatkan gelar Ph.D. dalam ilmu politik dan terpilih menjadi presiden Princeton University. Insidegov.com
Perbesar
Presiden ke-28, Woodrow Wilson, berada di urutan kelima IQ tertinggi dengan skor 145,1 di antara presiden Amerika Serikat lainnya. Wilson mendapatkan gelar Ph.D. dalam ilmu politik dan terpilih menjadi presiden Princeton University. Insidegov.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Princeton, New Jersey, Amerika, mengubah nama bangunannya yang mengabadikan mantan Presiden Amerika Woodrow Wilson. Keputusan tersebut diambil setelah menimbang bahwa nama Wilson, yang dikenal rasis, tidak pantas diabadikan untuk nama bangunan di universitas yang inklusif.

Dikutip dari CNN, nama Wilson akan dihapus dari bangunan Princeton School of Public and International Affairs. Sebagai gantinya, nama bangunan akan diganti menjadi First College karena itulah bangunan kampus pertama di Princeton.

"Kami telah mengambil keputusan ini karena kami menyakini Wilson memiliki pemikiran-pemikiran yang rasis. Hal itu membuat namanya tidak pantas diabadikan di sekolah yang pelajarnya melawan rasisme," ujar keterangan press Universitas Princeton, Ahad, 28 Juni 2020.

Woodrow Wilson adalah Presiden Amerika ke-28. Dia memimpin dari tahun 1913 hingga 1921. Sebelumnya, ia sempat menjadi Presiden dari Princeton dan Gubernur New Jersey.

Adapun Woodrow Wilson memang terkenal akan pemikiran atau sikapnya yang rasis. Misalnya, ia menerapkan segregasi ras pada pelayanan publik federal. Padahal, selama betahun-tahun, pelayanan publik federal bersifat inklusif dan tak mengenal ras. Ia juga melakukan hal serupa di sekolah-sekolah di mana pelajar keturunan Afrika tidak boleh berada di bangunan yang sama dengan pelajar kulit putih.

Tidak berhenti di situ, Wilson juga kerap mengucapkan hal-hal rasis. Salah satu yang terkenal, ia menyebut para budak senang bekerja untuk para tuan tanah karena diperlakukan dengan baik. Contoh lainnya, ia menyebut segregasi rasial sebagai kebijakan yang memberikan banyak keuntungan.

"Tentu kami tetap menghormati pencapaian-pencapaian Woodrow Wilson selama ini. Ia membantu Universitas Princeton menjadi salah satu universitas berpengaruh. Walau banyak cendekiawan yang tidak sepakat dengan sebagian besar pemikirannya, ia diakui sebagai pemimpin Amerika yang visioner," ujar keterangan press Universitas Princeton.

Sebagai catatan, penghapusan nama-nama atau patung yang memiliki rekam jejak perbudakan, kolonialisme, rasisme adalah imbas dari kematian George Floyd. George Floyd adalah warga kulit hitam asal Minneapolis, Minnesota yang meninggal karena aksi rasis kepolisian setempat.

ISTMAN MP | CNN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus