Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Penurunan produksi opium yang diperintahkan oleh Taliban di Afghanistan, yang telah lama menjadi pemasok utama di dunia, dapat meningkatkan kematian akibat overdosis karena para pengguna heroin beralih ke opioid sintetis yang telah terbukti mematikan di Eropa, demikian laporan PBB pada Rabu, 26 Juni 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Hasil dari kekurangan opiat Afghanistan yang berkepanjangan dapat menimbulkan berbagai konsekuensi di Afghanistan dan di negara-negara transit dan tujuan opiat Afghanistan. Kemurnian heroin di pasaran diperkirakan akan menurun," kata UNODC.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pengamatan lapangan awal menunjukkan kemungkinan sedikit peningkatan dalam penanaman opium Afghanistan tahun ini, tetapi tidak mungkin kembali ke tingkat sebelum pelarangan, kata UNODC.
Meskipun "tidak ada kekurangan yang nyata" di pasar tujuan utama opiat Afghanistan seperti Eropa, Timur Tengah, dan Asia Selatan yang dilaporkan hingga awal 2024, hal itu dapat berubah jika panen di masa depan tetap kecil, tambahnya.
"Permintaan untuk layanan pengobatan opiat, termasuk untuk metadon, buprenorfin, dan pengobatan morfin lepas lambat, dapat meningkat, tetapi jika layanan ini tidak mencukupi, pengguna heroin dapat beralih ke opioid lain," kata laporan itu, yang menguraikan dampak potensial dari berkurangnya pasokan opiat.
"Peralihan seperti itu dapat menimbulkan risiko yang signifikan terhadap kesehatan dan menyebabkan peningkatan overdosis, terutama jika opioid alternatif termasuk zat yang sangat kuat seperti beberapa analog fentanil atau nitazen yang telah muncul di beberapa negara Eropa dalam beberapa tahun terakhir," tambahnya.
Kematian akibat overdosis dari nitazenes, sejenis opioid sintetis yang lebih kuat dari fentanil, telah dilaporkan di Irlandia, Inggris, Estonia, dan Latvia, kata kepala penelitian UNODC Angela Me kepada wartawan.
Biasanya seorang pengguna heroin akan membeli apa yang mereka pikir adalah heroin, namun ternyata sudah dipotong dengan nitazen yang jauh lebih murah dan lebih kuat, kata Me. Obat tersebut kemudian terdeteksi ketika tes dilakukan setelah kematian akibat overdosis.
Laporan yang luas itu juga mengatakan bahwa pasokan kokain mencapai rekor tertinggi pada tahun 2022, tahun terakhir di mana datanya tersedia. Sementara konsumsi di Amerika Serikat tampaknya menurun, tes air limbah menunjukkan konsumsi meningkat di Eropa.
REUTERS