Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Putin Ancam Persenjatai Negara-negara yang Bisa Mencapai Sasaran di Barat

Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu mengkritik pengiriman senjata jarak jauh negara Barat ke Ukraina

6 Juni 2024 | 10.55 WIB

Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan Raja Bahrain Hamad bin Isa Al Khalifa di Kremlin di Moskow, Rusia, 23 Mei 2024. YURI KOCHETKOV/Pool via REUTERS
Perbesar
Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan Raja Bahrain Hamad bin Isa Al Khalifa di Kremlin di Moskow, Rusia, 23 Mei 2024. YURI KOCHETKOV/Pool via REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu mengkritik pengiriman senjata jarak jauh negara Barat ke Ukraina, dengan alasan Moskow dapat mempersenjatai negara lain dengan senjata serupa untuk menyerang sasaran-sasaran di Barat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Komentar tersebut – yang disampaikan Putin dalam konferensi pers yang jarang dilakukan dengan kantor berita asing – muncul setelah beberapa negara Barat termasuk Amerika Serikat memberikan lampu hijau kepada Ukraina untuk menyerang sasaran di wilayah Rusia. Tindakan ini disebut Moskow sebagai salah perhitungan besar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Jika seseorang berpikir bahwa mungkin untuk memasok senjata semacam itu ke zona perang untuk menyerang wilayah kami dan menciptakan masalah bagi kami, mengapa kami tidak mempunyai hak untuk memasok senjata dengan kelas yang sama ke wilayah di dunia di mana akan terjadi serangan terhadap negara kita. fasilitas sensitif negara-negara (Barat) tersebut,” kata Putin.

Artinya, responnya bisa asimetris. “Kami akan pikirkan,” ujarnya kepada wartawan.

"Mengirimkan senjata ke zona perang selalu buruk. Terlebih lagi jika pihak yang mengirimkan tidak hanya mengirimkan senjata tetapi juga mengendalikannya. Ini adalah langkah yang sangat serius dan berbahaya," kata Putin.

Pemimpin Rusia tersebut menyoroti Jerman, dengan mengatakan bahwa ketika tank pertama yang dipasok Jerman “muncul di tanah Ukraina, hal ini memicu guncangan moral dan etika di Rusia” karena warisan Perang Dunia II.

Mengacu pada pihak berwenang Jerman, ia mengatakan, "Ketika mereka mengatakan bahwa akan ada lebih banyak rudal yang akan mencapai sasaran di wilayah Rusia, hal ini jelas menghancurkan hubungan Rusia-Jerman."

Duduk berhadapan dengan perwakilan dari media asing, Putin mengulangi bahwa negaranya "tidak memulai perang melawan Ukraina", malah menyalahkan revolusi pro-Barat pada 2014.

“Semua orang mengira Rusia memulai perang di Ukraina. Saya ingin menekankan bahwa tidak ada seorang pun di Barat, di Eropa, yang ingin mengingat bagaimana tragedi ini dimulai,” kata Putin.

Dia menolak menyebutkan jumlah kerugian Rusia di medan perang dalam konflik yang berlangsung lebih dari dua tahun tersebut, dan hanya mengatakan bahwa kerugian yang dialami Ukraina lima kali lebih tinggi.

“Saya dapat memberitahu Anda bahwa secara umum, tidak ada yang membicarakannya,” kata Putin, ketika ditanya mengapa Rusia belum mengungkapkan angkanya.

“Kalau bicara kerugian yang tidak bisa diperbaiki, rasionya satu banding lima,” ujarnya.

Masalah korban militer sangatlah sensitif di Rusia, di mana semua kritik terhadap konflik tersebut dilarang dan “menyebarkan informasi palsu” tentang tentara dapat dikenakan hukuman maksimal 15 tahun penjara.

Ketika ditanya tentang pembunuhan jurnalis video AFP Arman Soldin di Ukraina tahun lalu, yang kemungkinan besar disebabkan oleh tembakan roket Rusia, Putin mengindikasikan bahwa Moskow siap membantu penyelidikan.

“Kami akan melakukan segala daya kami,” katanya. “Kami siap melakukan pekerjaan ini. Saya tidak tahu bagaimana hal ini dapat dilakukan dalam praktiknya karena orang ini meninggal di zona perang.”

Putin juga ditanyai tentang apa arti kemenangan mantan Presiden AS Donald Trump atau petahana Joe Biden bagi hubungan AS-Rusia – sebuah isu yang diabaikan oleh pemimpin Rusia tersebut.

“Secara umum tidak ada perbedaan,” katanya.

Namun, ia menyebut tuduhan pidana Trump baru-baru ini atas penipuan bisnis bermotif politik, dengan alasan bahwa hukumannya "membakar" gagasan bahwa Washington adalah negara demokrasi terkemuka.

“Jelas di seluruh dunia bahwa penuntutan terhadap Trump… hanyalah pemanfaatan sistem peradilan selama pergulatan politik internal,” kata Putin.

“Kepemimpinan mereka di bidang demokrasi sedang dibakar habis,” tambah pemimpin Rusia itu.

Trump menjadi mantan kepala negara AS pertama yang dihukum karena kejahatan pekan lalu setelah juri di New York memutuskan dia bersalah atas 34 tuduhan kejahatan dalam kasus uang tutup mulut.

Trump, yang akan menghadapi pemilu pada bulan November yang memungkinkan dia kembali ke Gedung Putih, memuji Putin sebagai "orang pintar".

Putin juga mengatakan Rusia dan Amerika Serikat terus melakukan kontak mengenai kemungkinan pertukaran tahanan yang akan membebaskan jurnalis AS Evan Gershkovich yang ditahan atas tuduhan spionase tahun lalu.

“Pihak terkait di AS dan Rusia terus-menerus berhubungan satu sama lain dan tentu saja mereka akan mengambil keputusan hanya atas dasar timbal balik,” kata Putin.

REUTERS | CNA

 

 

 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus