Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Putri Presiden Lebanon Dukung Perdamaian dengan Israel

Putri Presiden Lebanon Michel Aoun, Claudine Aoun, memancing kemarahan masyarakat Lebanon pekan ini karena mendukung perdamaian dengan Israel.

28 Oktober 2020 | 06.00 WIB

Presiden Lebanon Michel Aoun bertemu dengan para pemimpin politik Lebanon untuk mempresentasikan rencana yang ditujukan untuk membawa negara keluar dari krisis keuangan, di istana presiden di Baabda, Lebanon 6 Mei 2020. [Dalati Nohra / Handout via REUTERS]
Perbesar
Presiden Lebanon Michel Aoun bertemu dengan para pemimpin politik Lebanon untuk mempresentasikan rencana yang ditujukan untuk membawa negara keluar dari krisis keuangan, di istana presiden di Baabda, Lebanon 6 Mei 2020. [Dalati Nohra / Handout via REUTERS]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Putri Presiden Lebanon Michel Aoun memancing kemarahan masyarakat Lebanon pekan ini karena mendukung perdamaian dengan Israel.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Putri Presiden Michel Aoun, Claudine Aoun, seorang tokoh publik Lebanon yang terkenal, pertama kali mengomentari masalah itu bulan lalu dan sejak itu mengulangi komentarnya di televisi nasional beberapa kali, menurut laporan Times of Israel, 26 Oktober 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam sambutannya yang disiarkan televisi pada Minggu, Claudine Aoun menekankan bahwa negara harus menangani sejumlah masalah untuk menyelesaikan krisis ekonominya, seperti dikutip dari i24 News.

Di antara masalah yang dia daftarkan adalah demarkasi perbatasan dengan Israel dan masalah pengungsi Palestina.

Claudine Aoun, putri Presiden Lebanon Michel Aoun.[YouTube/Times of Israel]

Claudine juga men-twit tentang masalah itu lagi pada hari Minggu dalam komentar yang dibagikan secara luas dan dikritik di Lebanon.

"Sebelum berbicara tentang perdamaian, kita harus membuat batas-batas dan menyelesaikan masalah yang terkait dengan tanah kita," tulisnya pada 24 September, merujuk pada sengketa perbatasan laut antarnegara, yang saat ini sedang dinegosiasikan dengan Israel yang ditengahi AS, dan beberapa sengketa tanah kecil.

"Kemudian saya mendukung penerapan strategi pertahanan yang akan mempertahankan diri kita sendiri saat kita diserang," ujar Claudine Aoun. "Kita semua mendukung prinsip perdamaian dan saya berharap untuk mengunjungi Yerusalem, tetapi tidak akan sebelum semua masalah diselesaikan"

Pada kicauan hari Minggu, Aoun menambahkan bahwa masalah pengungsi Palestina juga harus diselesaikan dan merupakan salah satu masalah inti dari konflik Israel-Palestina, yang kemungkinan hanya akan diselesaikan sebagai bagian dari perjanjian perdamaian umum antara kedua belah pihak.

"Setelah masalah ini diselesaikan, saya tidak akan keberatan dengan prospek kesepakatan damai antara negara Lebanon dan Israel," katanya.

Komentarnya tentang Israel telah menerima tanggapan keras di media sosial Lebanon, dengan beberapa pengguna menuduhnya sebagai "pengkhianat".

Lebanon dan Israel, secara teknis masih berperang, mengadakan pembicaraan yang belum pernah terjadi sebelumnya di bawah naungan PBB dan AS awal bulan ini untuk menyelesaikan sengketa perbatasan laut dan membuka jalan bagi eksplorasi minyak dan gas.

Pembicaraan, yang diadakan di pangkalan pasukan penjaga perdamaian PBB di kota perbatasan Lebanon Naqura, berlangsung selama sekitar satu jam dan terjadi beberapa minggu setelah Bahrain dan Uni Emirat Arab menjadi negara Arab pertama yang menjalin hubungan dengan Israel sejak Mesir pada 1979 dan Yordania pada 1994.

Putaran kedua negosiasi akan digelar pada 28 Oktober.

Lebanon bersikeras bahwa negosiasi tersebut murni teknis dan tidak melibatkan normalisasi politik lunak dengan Israel.

Israel juga mengecilkan pentingnya pembicaraan, tetapi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan pada 15 Oktober bahwa kontak selama perundingan pada akhirnya mungkin mengarah pada kesepakatan damai dengan Lebanon.

Lebanon sekarang sedang berupaya untuk membentuk pemerintahan baru setelah mantan perdana menteri dan seluruh kabinetnya mengundurkan diri setelah ledakan mematikan yang mengguncang ibu kota Lebanon, Beirut, pada 4 Agustus.

Ketika presiden menominasikan mantan perdana menteri Saad al-Hariri untuk membentuk kabinet baru, Israel dan Lebanon memulai pembicaraan tentang demarkasi perbatasan laut dengan mediasi AS dan PBB.


Sumber:

https://www.timesofisrael.com/daughter-of-lebanese-president-says-open-to-peace-with-israel-under-conditions/

https://www.i24news.tv/en/news/israel/diplomacy-defense/1603707444-lebanon-president-aoun-s-daughter-says-not-opposed-to-israel-peace

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus