Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa Usai Hamas Rils Video Sandera

Ribuan warga Israel menuntut dilakukannya pemilhan umum dini dan meminta agar sandera dibebaskan menyusul video yang dilansir Hamas.

28 April 2024 | 10.00 WIB

Para pengunjuk rasa membakar bendera AS dan Israel selama protes anti-Israel di Teheran, Iran, 1 April 2024MAJID ASGARIPOUR/WANA VIA REUTERS)
Perbesar
Para pengunjuk rasa membakar bendera AS dan Israel selama protes anti-Israel di Teheran, Iran, 1 April 2024MAJID ASGARIPOUR/WANA VIA REUTERS)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan warga Israel mengadakan protes di ibu kota Tel Aviv, menuntut pembebasan sandera yang ditahan di Gaza dan menyerukan pemilihan umum dini, menurut laporan sebuah media Israel. Otoritas penyiaran Israel melaporkan pada Sabtu bahwa para pengunjuk rasa berkumpul di Kaplan Square, menyerukan kesepakatan pertukaran sandera dengan faksi-faksi Palestina di Gaza dan menyerukan pemilihan umum dini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Keluarga sandera yang ditahan di Gaza juga ikut dalam protes tersebut. Mereka menyampaikan pidato di depan para demonstran.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Demonstrasi di Israel semakin intensif menyusul video yang dirilis Brigade Qassam yang menunjukkan dua sandera Israel masih hidup. Kondisi para sanddera kian sulit di tengah pemboman Israel.

“Israel harus memilih antara (menyerang) Rafah atau membuat kesepakatan (dengan Hamas),” kata keluarga para sandera seperti dilaporkan surat kabar Israel Yedioth Ahronoth.

Keluarga-keluarga tersebut mendesak anggota pemerintah untuk melepaskan sandera yang ditahan di Gaza, meskipun itu berarti mengakhiri perang.

Tel Aviv yakin 134 warga Israel ditahan di Gaza, sementara Israel menahan sekitar 9.000 warga Palestina di penjaranya.

Pada Sabtu, Brigade Al Qassam, sayap bersenjata Hamas merilis video yang menunjukkan dua pria yang disandera di Gaza yang terlihat masih hidup.

Kelompok kampanye Forum Sandera dan Keluarga Hilang mengidentifikasi keduanya sebagai Keith Siegel dan Omri Miran yang diculik oleh militan selama serangan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober. Siegel juga memiliki kewarganegaraan AS.

“Bukti kehidupan Keith Siegel dan Omri Miran adalah bukti paling jelas bahwa pemerintah Israel harus melakukan segalanya untuk menyetujui kesepakatan pengembalian seluruh sandera sebelum Hari Kemerdekaan (14 Mei),” kata forum tersebut dalam sebuah pernyataan.

“Yang masih hidup harus kembali untuk rehabilitasi, dan yang terbunuh harus menerima penguburan yang bermartabat.”

Video terbaru ini muncul hanya tiga hari setelah Hamas merilis video lain yang menunjukkan sandera Hersh Goldberg-Polin masih hidup.



Siegel dan Miran tampak berbicara di bawah tekanan. "Saya telah berada di sini di tahanan Hamas selama 202 hari. Situasi di sini tidak menyenangkan, sulit dan terdapat banyak bom," kata Miran, 47 tahun, dalam rekaman tersebut, yang mengindikasikan bahwa rekaman tersebut diambil awal pekan ini.

“Sudah waktunya untuk mencapai kesepakatan yang akan membuat kita keluar dari sini dengan selamat dan sehat. Teruslah melakukan protes, sehingga akan ada kesepakatan sekarang.”

Video hari Sabtu ini muncul ketika Hamas mengatakan pihaknya sedang mempelajari usulan tandingan terbaru Israel untuk gencatan senjata di Gaza setelah laporan bahwa mediator Mesir telah mengirim delegasi ke Israel untuk memulai perundingan yang terhenti.

Israel telah membunuh lebih dari 34.300 warga Palestina sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 warga Israel dan sekitar 250 sandera.

Kesepakatan sebelumnya pada bulan November menghasilkan pembebasan 81 warga Israel dan 24 warga asing dengan imbalan 240 warga Palestina, termasuk 71 wanita dan 169 anak-anak.

AS, Qatar dan Mesir telah mencoba menjadi perantara kesepakatan untuk membebaskan sisa tawanan Israel.

Konflik tersebut telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut telah rusak atau hancur.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ), yang pada bulan Januari mengeluarkan keputusan sementara yang memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.

CNA | TRT WORLD 

Dewi Rina Cahyani

Dewi Rina Cahyani

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus