Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Serang Satpam Konsulat Prancis, Pria Arab Saudi Ditahan

Seorang pria asal Arab Saudi ditahan karena menyerang satpam Konsulat Prancis di kota Jeddah tak lama setelah aksi teror di Notre-Dame Basilica, Nice

29 Oktober 2020 | 19.54 WIB

Warga Palestina menggantung spanduk anti-Presiden Emmanuel Macron yang memprotes publikasi kartun Nabi Muhammad di Prancis dan komentar Macron, di depan sebuah toko di lingkungan Arab di Yerusalem, Rabu, 28 Oktober 2020.  REUTERS / Ammar Awad
Perbesar
Warga Palestina menggantung spanduk anti-Presiden Emmanuel Macron yang memprotes publikasi kartun Nabi Muhammad di Prancis dan komentar Macron, di depan sebuah toko di lingkungan Arab di Yerusalem, Rabu, 28 Oktober 2020. REUTERS / Ammar Awad

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pria asal Arab Saudi ditahan karena menyerang satpam Konsulat Prancis di kota Jeddah. Dikutip dari kantor berita Reuters, pelaku menyerang satpam terkait dengan senjata tajam. Untungnya, korban tidak menderita luka parah.

"Nyawa penjaga tersebut tidak dalam bahaya dan sudah dilarikan ke rumah sakit," ujar pernyataan pers Konsulat Prancis di Jeddah, Kamis, 29 Oktober 2020.

Menanggapi peristiwa tersebut, Konsulat Prancis mengutuk aksi yang dilakukan pelaku. Apalagi, serangan dilakukan di kantor diplomasi yang tidak bisa dibenarkan apapun alasannya.

Sebagai tambahan, serangan di Jeddah ini terjadi tak lama setelah insiden serupa di Notre-Dame Basilica, Nice, Prancis. Di sana, seorang pria bersenjata tajam membunuh tiga orang pengunjung gereja. Salah satu korban, seorang perempuan, sampai dipenggal.

Hingga berita ini ditulis, motif sekaligus identitas dari pelaku serangan di Jeddah maupun Nice belum diketahui. Namun, diduga kuat hal ini berkaitan dengan memanasnya hubungan Prancis dan Komunitas Islam akhir-akhir ini. Pemicu ketegangan itu sendiri adalah pernyataan Presiden Emmanuel Macron soal aksi-aksi teror di Prancis.

Beberapa hari lalu, Emmanuel Macron menuding Islam Radikal sebagai dalang di balik sejumlah aksi teror di Prancis. Menurutnya, hal tersebut sebagai hasil dari krisis Islam. Oleh karenanya, ia akan bertindak lebih tegas terhadap komunitas Islam yang dirasa radikal, termasuk menutup masjid yang melindungi mereka.

Dampak dari pernyataan Macron diperburuk dengan dukungan penerbitan kembali karikatur Nabi Muhammad dari majalah Charlie Hebdo yang memicu aksi teror pada 2015. Padahal, dalam ajaran Islam, Nabi Muhammad tidak boleh diilustrasikan dalam wujud manusia karena sosok suci. Alhasil, komunitas Muslim di berbagai penjuru dunia mulai memboikot produk-produk asal Prancis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Arab Saudi termasuk negara yang mengecam pernyataan Emmanuel Macron dan karikatur dari Charlie Hebdo. Mereka menganggapnya sebagai upaya untuk mengaitkan terorisme dengan Islam. Dalam pernyataan, Kerajaan Arab Saudi berkata bahwa kebebasan berpendapat bukan berarti bebas melakukan praktik yang menimbulkan kekerasan dan kebencian.

ISTMAN MP | REUTERS

https://www.reuters.com/article/us-france-security-saudi/saudi-man-arrested-in-jeddah-after-knife-attack-on-guard-at-french-consulate-idUSKBN27E1QB?il=0

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus