Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Martin Tunac hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala. Pria 54 tahun itu baru saja memberikan suara pada pemilihan sela di Kota Quezon, Metro Manila, Filipina, Sabtu dua pekan lalu. "Ke mana pun Anda pergi, Anda melihat nama orang-orang yang sudah Anda kenal sejak kecil," katanya. Tunac merujuk pada nama-nama yang tertera di lembar kertas suara. "Masih itu-itu saja," ujar pria yang bekerja sebagai kontraktor bangunan itu. Yang membuat Tunac jengkel, mayoritas orang yang bertarung merupakan bagian dari keluarga atau klan yang sejak dulu berkecimpung di politik.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo