Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan busana raksasa asal Swedia H&M menuai protes setelah menulis slogan “I Love GBV” pada koleksi terbarunya. Slogan itu adalah inisial perancang pakaian asal Italia, Giambattista Valli, namun juga akronim dari kekerasan gender atau Gender-based Violence.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dikutip dari asiaone.com, Rabu, 13 November 2019, protes berasal dari kelompok perempuan pejuang hak-hak. Atas kritikan itu, H&M mengatakan slogan yang dipasang di sejumlah topi, kalung dan celana pendek koleksi mereka tak lebih dari inisial nama designer Giambattista Valli dan tidak ada sangkut-pautnya dengan hal lain.
.@hm launched a new collaboration with #GiambattistaValli but seem to have not consulted with anyone about #HumanRights #womensrights nor #feminism as the collection has multiple items stating “I love #GBV” a well known abbreviation for #genderbasedviolence this is not ok! pic.twitter.com/MuFWl516uV
— Niki Ignatiou (@Niki_Ignatiou) November 9, 2019
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Akan tetapi, para aktivis pejuang hak-hak perempuan menuntut agar produk-produk H&M dengan slogan ‘I Love GBV’, ditarik. Mereka mengatakan adalah hal gila untuk tetap menjual produk dengan tulisan itu.
Gender-based Violence adalah adalah salah satu bentuk ketidaksetaraan gender yang paling menindas, yang menjadi penghalang mendasar bagi partisipasi yang setara antara perempuan dan laki-laki dalam bidang sosial, ekonomi, dan politik.
“Ini bukan istilah yang kabur. Ini sudah sangat umum digunakan sebagai singkatan dari Gender-based Violence,” kata Heather Barr, aktivis perempuan dari organisasi Human Right Watch.
H&M meluncurkan koleksi ‘I Live GBV pada 7 November 2019 dan ini merupakan pertama kalinya perusahaan itu berkolaborasi dengan Valli, perancang kelahiran Roma. Valli sudah sangat terkenal di dunia fashion, mulai dari pakaian santai sehari-hari hingga adi busana.
“Kami mengutuk segala bentuk kekerasan dan sebagai sebuah perusahaan yang memiliki nilai, kami meyakini kesetaraan gender dan inklusif,” kata Juru bicara H&M, Hacan Andersson.
Koleksi H&M dengan tulisan ‘I Love GBV’ pada Senin, 11 November 2019 masih dijual di situs mereka. Barr, sebuah organisasi asal Pakistan yang juga memprotes, menulis di Twitter bahwa hal terbaik bagi H&M adalah menghapus slogan itu dan meminta maaf.