Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta – Baru-baru ini, Greta Thunberg, aktivis lingkungan dunia, mengkritik para pemimpin dunia dengan menyebut Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) COP26 sebagai sebuah kegagalan. Aksi protes ini Greta disampaikan pada Jumat, 5 November 2021 lalu bersama para aktivis muda melalui demo besar-besaran di Glasglow, Skotlandia.
Kesempatan ini bukanlah kali pertama aktivis lingkungan Greta memimpin aksi protes terkait dengan kebijakan para pemimpin negara yang cenderung abai akan permasalahan iklim di dunia.
Nama Greta Thunberg dikenal oleh publik sebagai aktivis muda terkait iklim asal Swedia sejak 2018. Sosoknya menarik perhatian publik dunia pasca aksi ‘pemogokan sekolah untuk iklim’ di depan Parlemen Swedia ketika berumur 15 tahun. Tindakan Greta pun viral di media sosial dan menuai perhatian besar publik dunia.
Dirinya menuntut pemerintah agar memenuhi target emisi karbon. Sebab, sikap pemerintah yang abai akan permasalahan iklim mengancam masa depan generasi muda seusia dirinya. Kampanye kecil yang dilakukannya lalu menginspirasi jutaan anak muda di seluruh dunia untuk mengorganisir protes versi mereka masing-masing.
Greta bahkan telah beberapa kali berkeliling dunia untuk bertemu dengan pemimpin global serta berpidato menuntut solusi iklim dan komitmen ulang atas Perjanjian Paris. Pada 2019 lalu,
Misalnya, pada 2019 lalu, Greta menghadiri konferensi iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York. Di kesempatan itu, Greta menyampaikan kampanye tentang iklim sekaligus menekan para pemimpin dunia agar menaruh kesadaran terhadap persoalan iklim.
Salah satu kutipan pidatonya yang fenomena adalah ketika dirinya menyampaikan bahwa para pemimpin dunia seolah membawa iming-iming harapan besar kepada generasi muda. ”Berani-beraninya kalian telah mencuri mimpi dan masa kecil saya dengan omong kosong kalian,” katanya.
Dilansir dari biography.com, setidaknya, sejak Desember 2018, lebih dari 20.000 siswa dari Inggris dan Jepang telah mengikuti jejak Greta Thunberg untuk bolos sekolah sebagai wujud protes kepada para pemimpin di negaranya masing-masing tentang permasalahan iklim.
Satu tahun kemudian, pada Maret 2019, Greta Thunberg memperoleh Right Livelihood Award 2019, penghargaan setara Nobel Perdamaian. Greta juga memeroleh predikat sebagai individu muda yang dihormati melalui nomisasi Time’s Person of the Year.
NAOMY A. NUGRAHENI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini