Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Kabul - Lebih dari 20 orang tewas dan 198 orang menderita luka-luka setelah sebuah bom bunuh diri mengguncang jantung ibu kota Afganistan pada Selasa, 19 April 2016.
Jumlah korban itu disampaikan juru bicara Departemen Kesehatan Masyarakat, Mohammad Ismail Kawosi. "Kami belum memiliki jumlah pasti korban jiwa," ujarnya seperti dilansir dari laman NBC News.
Kelompok militan Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut dan mengatakan milisinya telah memasuki sebuah kantor badan keamanan nasional utama negara tersebut.
Namun juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afganistan, Sediq Sediqqi, mengatakan pasukan kontraterorisme telah menembaki teroris di gedung Direktorat Keamanan Nasional.
Menurut Sediqqi, operasi penumpasan teroris sedang berlangsung. Ia mengatakan bunyi tembakan terdengar dari gedung. Dia yakin para ekstremis akan segera dikalahkan.
Target serangan bom bunuh diri itu belum jelas, tapi melanda lokasi yang dekat kantor Kementerian Pertahanan Afganistan serta hanya beberapa ratus meter dari Istana Presiden Afganistan dan markas lokal NATO.
Presiden Afganistan Ashraf Ghani, dalam pernyataannya, mengutuk serangan teroris di Kabul. Dia menyebut serangan itu sebagai bukti kelompok Taliban mengakui kekalahan dalam pertempuran dengan pasukan keamanan Afganistan. "Ini akan memperkuat tekad kami untuk melawan teror," ujarnya.
NBC NEWS | MECHOS DE LAROCHA
BERITA MENARIK
Mempercantik Bibir dengan Selotip Bening
SNSD Menangis di Panggung Phantasia Jakarta, Mengapa?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini