Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Tampilkan Video Kaisar Hirohito Bersama Hitler, Ukraina Minta Maaf kepada Jepang

Jepang bergabung bersama sekutunya Amerika Serikat dalam menjatuhkan sanksi terhadap Rusia, sebagai dukungan terhadap Ukraina

25 April 2022 | 17.00 WIB

Pengunjuk rasa Jepang memegang bendera Ukraina untuk mengecam Invasi Rusia ke Ukraina, di Tokyo, Jepang, 24 Februari 2022. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Perbesar
Pengunjuk rasa Jepang memegang bendera Ukraina untuk mengecam Invasi Rusia ke Ukraina, di Tokyo, Jepang, 24 Februari 2022. REUTERS/Kim Kyung-Hoon

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Pemerintah Ukraina meminta maaf kepada Jepang terkait unggahan video yang di dalamnya menampilkan foto Kaisar Hirohito bersama tokoh fasis dari Jerman dan Italia, Adolf Hitler dan Benito Mussolini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Seperti dilansir Kyodo News Senin 25 April 2022, video itu diunggah ke media sosial oleh akun resmi pemerintah Ukraina untuk membahas kekalahan fasisme. Dalam pesan itu, Ukraina ingin menyatakan bahwa Rusia akan kalah dalam perang antara kedua negara jiran karena Moskow fasis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun, unggahan ini membuat marah netizen Jepang karena kaisar mereka disejajarkan dengan Hitler yang merupakan pemimpin Nazi Jerman bersama diktator Mussolini.

"Permintaan maaf kami yang tulus kepada Jepang atas kesalahan ini. Kami tidak punya niat menyinggung orang-orang Jepang yang ramah," bunyi pesan di akun Twitter pemerintah Ukraina.

Setelah itu mereka mengunggah video yang baru tanpa memasukkan foto Hirohito, kaisar yang berkuasa di Jepang selama Perang Dunia II. Permintaan maaf dilontarkan karena unggahan tersebut mengancam dukungan besar yang diberikan Jepang terhadap Ukraina dalam melawan invasi Rusia.

Jepang bergabung bersama sekutunya Amerika Serikat dalam menjatuhkan sanksi terhadap Rusia, termasuk para pejabatnya seperti Presiden Vladimir Putin. Bahkan, Jepang juga mengirim peralatan militer tidak mematikan ke Ukraina.

Tak hanya itu, Jepang membuka pintu perbatasannya untuk menampung pengungsi Ukraina, sebuah langkah yang sangat langka dilakukan Negara Matahari Terbit itu.

Kepala komisi kebijakan luar negeri Partai Demokrat Liberal Masahisa Sato dalam cuitannya mendesak Kementerian Luar Negeri Jepang untuk melayangkan protes terhadap pemerintah Ukraina. Sementara itu, para netizen mengungkapkan kegeraman di Twitter dengan mengatakan mereka kehilangan selera untuk mendukung Ukraina.

SUMBER: KYODO NEWS

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus