Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengubah peringatan Hari Kemenangan dari 9 Mei sebagaimana Rusia merayakannya, menjadi 8 Mei seperti dilakukan oleh negara-negara Eropa lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tindakan itu dikecam Moskow. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan, dengan mengubah tanggal, Zelensky telah mengkhianati ingatan orang Ukraina yang melawan Nazi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Apa yang lebih buruk dari musuh? Seorang pengkhianat. Itulah Zelensky, perwujudan Yudas di abad ke-21," katanya, Senin, 8 Mei 2023.
Hari Kemenangan menandai menyerahnya tentara Jerman Nazi pada 1945, yang terjadi pada larut malam 8 Mei di Berlin. Waktu di Moskow sudah tanggal 9 Mei, yang kemudian diperingati sebagai Hari Kemenangan di Soviet.
Ukraina, sebagai bagian dari Uni Soviet saat itu, menderita korban per kapita yang lebih tinggi daripada Rusia dalam Perang Dunia Kedua dan merupakan rumah bagi populasi besar Yahudi yang menjadi korban dalam Holocaust.
Pada hari parade Rusia, Zelensky akan menggarisbawahi ambisi Ukraina untuk bergabung dengan Barat dengan menerima Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.
Brussel menandai 9 Mei sebagai "Hari Eropa", menghormati deklarasi Prancis pada tahun 1950 yang mengarah pada pendirian badan yang menjadi UE.
Rusia telah membatalkan atau membatasi beberapa parade militer besar yang biasanya mengiringi Hari Kemenangan. Negara-negara Barat mengatakan ini sebagian karena masalah keamanan, serta keengganan untuk mempublikasikan banyak korban Rusia di Ukraina dan karena Moskow telah kehilangan begitu banyak perangkat keras militer dalam serangan musim dingin yang sia-sia.
Ukraina, yang tahun lalu mengusir pasukan Rusia dari ibu kota dan merebut kembali wilayahnya, lebih banyak bertahan dalam enam bulan terakhir, tetapi mengatakan serangan balasan akan segera dimulai.
Gubernur wilayah Zaporizhzhia yang ditunjuk Rusia, Yevgeny Balitsky, mengatakan sekitar 3.000 warga sipil telah dievakuasi dari daerah dekat garis depan yang diserang di Zaporizhzhia, salah satu daerah di mana Ukraina dapat melancarkan serangan balasannya.
REUTERS
Pilihan Editor Gugatan pada Produk Tuna Subway Dicabut, Ini Sebabnya