Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta -Sedikitnya lima orang tewas dan 33 lainnya terluka pada Senin lalu di Donetsk, Ukraina— wilayah separatis dukungan Rusia—dalam serangan yang dikatakan para pejabat separatis berasal dari pasukan Ukraina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Seperti dilansir Reuters Selasa 14 Juni 2022, pejabat Republik Rakyat Donetsk melaporkan beberapa serangan artileri Ukraina, termasuk di pasar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kantor berita Rusia TASS kemudian melaporkan sebuah peluru jatuh di sebuah rumah sakit bersalin di kota Donetsk. Serangan ini memicu kebakaran dan memaksa staf untuk menyelamatkan pasien ke ruang bawah tanah.
Tidak ada konfirmasi independen dari salah satu serangan dan Reuters tidak dapat memastikan apakah itu terjadi. Belum ada reaksi langsung dari Kyiv atas laporan tersebut.
Badan-badan Rusia melaporkan bahwa seorang anak termasuk di antara mereka yang tewas dan sedikitnya 22 orang terluka. Pada Senin malam, mengutip seorang koresponden Rusia, mereka melaporkan penembakan di rumah sakit bersalin. "Berkat tindakan cepat staf, tidak ada korban luka," kata kantor berita RIA.
Kantor Berita Donetsk sebelumnya menunjukkan foto-foto kios yang terbakar di pasar Maisky dan beberapa mayat tergeletak di tanah."Kami mendapat serangan pasar - ada banyak orang di sini," Yan Gagin, seorang penasihat pemerintah separatis, mengatakan kepada kantor berita RIA dari pasar.
Pemimpin separatis Donetsk Denis Pushilin berjanji untuk memobilisasi lebih banyak pasukan Rusia untuk melawan Ukraina.
Ukraina secara rutin membantah melakukan serangan apa pun terhadap dua wilayah yang diproklamirkan sendiri, Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk, tempat separatis merebut sebagian besar tanah pada tahun 2014.
Pemimpin Kremlin Vladimir Putin telah berulang kali mengatakan bahwa alasan langsung utama untuk apa yang dia sebut sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina adalah untuk melindungi penutur bahasa Rusia di dua wilayah di Donbas dari penganiayaan dan serangan oleh Ukraina.
Ukraina dan negara-negara Barat mengatakan Rusia melancarkan perang tanpa alasan melawan negara berdaulat. Rusia membantah menargetkan situs sipil dalam aksi militernya, meskipun serangan itu telah menyebabkan ribuan korban dan menghancurkan seluruh kota Ukraina.
SUMBER: REUTERS | AL JAZEERA