Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) pada Senin, 4 November 2024, menegaskan komitmen untuk berkolaborasi dengan pemerintah Indonesia dalam melindungi pengungsi Rohingya yang menetap di Indonesia, termasuk yang ada di Aceh. Associate Communications Officer UNHCR Indonesia, Mitra Salima Suryono, mengatakan pihaknya dan pemerintah Indonesia telah berkoordinasi dengan baik selama bertahun-tahun untuk memberikan akses kepada seluruh pengungsi, termasuk pengungsi Rohingya, yang mencari suaka di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami tidak bekerja sendirian di sini. Kami bekerja dengan mitra untuk memastikan ketika para pengungsi tiba di Indonesia, maka mereka diperbolehkan tinggal untuk jangka waktu tertentu," kata Mitra saat menghadiri diskusi virtual di kanal YouTube Tempo, Senin, 4 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mitra menekankan UNHCR akan tetap memberikan akses dan fasilitas kepada para pengungsi Rohingya di Indonesia, memenuhi kebutuhan para pengungsi, termasuk pangan, kesehatan, dan pendidikan. Para pengungsi Rohingya juga memiliki kemampuan seperti warga negara lainnya yang bisa berkontribusi bagi masyarakat sekitar.
"Mereka tetaplah orang-orang seperti kita - punya hobi dan keahlian. Mereka memiliki kapabilitas jika diberikan kesempatan," ujarnya.
Mitra dalam kesempatan itu kembali mengingatkan kehadiran pengungsi Rohingya di Indonesia karena tempat tinggal mereka di negara bagian Rakhine, Myanmar, berkecamuk konflik yang berujung persekusi terhadap mereka. Kondisi itu, membuat para pengungsi terancam di Tanah Air mereka sendiri.
Para pengungsi Rohingya mendambakan tempat tinggal sementara yang aman bagi kehidupan mereka. Mereka juga memiliki impian untuk kembali bersatu dengan keluarga mereka.
Dalam kesempatan yang sama, Abdu Rahman, pengungsi Rohingya yang tinggal Sigli, Pidie, Aceh, prihatin dengan adanya ujaran kebencian terhadap rekan sesama etnis Rohingya yang pernah ramai dikampanyekan lewat media sosial pada 2023. Untungnya, permasalahan ini dapat diselesaikan oleh Pemerintah Indonesia.
Abdu menuturkan saat gelombang pengungsi Rohingya datang ke Aceh pada Desember 2023, dia dan rombongan sempat berhadapan dengan demonstrasi mahasiswa. Saat itu, dia juga mengaku telah mendapatkan kabar penolakan senada bergaung di sejumlah tempat lain.
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini