Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

UNICEF Peringatkan Kasus Gizi Buruk di Utara Gaza Lebih Banyak dari Data yang Tercatat

UNICEF yakin kasus gizi buruk di Gaza lebih banyak dari data yang tertulis di rumah sakit karena banyak yang tak bisa berobat.

19 Maret 2024 | 07.00 WIB

Peserta mengangkat poster saat melakukan aksi bela Palestina di Kedutaan Besar Mesir, Menteng, Jakarta, Senin, 4 Maret 2024. Massa mendesak pemerintahan Mesir untuk membuka jalur bantuan kemanusiaan di Rafah guna mencegah kelaparan di Gaza akibat konflik antara Hamas dan Israel. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Perbesar
Peserta mengangkat poster saat melakukan aksi bela Palestina di Kedutaan Besar Mesir, Menteng, Jakarta, Senin, 4 Maret 2024. Massa mendesak pemerintahan Mesir untuk membuka jalur bantuan kemanusiaan di Rafah guna mencegah kelaparan di Gaza akibat konflik antara Hamas dan Israel. TEMPO/ Febri Angga Palguna

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ted Chaiban Wakil Direktur Eksekutif UNICEF pada Senin, 18 Maret 2024, memperingatkan gizi buruk dan dehidrasi di utara Gaza hanyalah ujung dari sebuah gunung es. Sebab hanya mereka yang bisa ke rumah sakit yang tercatat datanya.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Menurutnya, gizi buruk dan dehidrasi adalah hal yang menyakitkan karena ibarat mati perlahan. Di utara Gaza, sudah 23 anak meninggal karena gizi buruk dan dehidrasi. Chaiban menekankan satu dari tiga anak di utara Gaza mengalami gizi buruk akut.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Ada kebutuhan untuk dilakukan inspeksi cepat di Rafah dan Kerem Shalom sehingga mereka yang membutuhkan bisa segera mendapat bantuan. Ini (menahan bantuan kemanusiaan) adalah tindakan yang disengaja untuk menekan ruang kemanusiaan," kata Chaiban.    

Dia menekankan setiap rute pengiriman bantuan kemanusiaan harusnya bisa digunakan. Pengiriman bantuan kemanusiaan lewat jalur laut setara dengan pengiriman dengan 12 truk sampai 13 truk. Sekarang ini, ada ratusan truk tertahan di perbatasan Mesir - Gaza.   

Sedangkan Menteri bidang Pengembangan Kerja sama Belgia Caroline Gennez memperingatkan mengevakuasi terlalu banyak orang bisa menyebabkan masalah lain yang serius. Seluruh pihak harus mencegah terjadinya genosida, tidak boleh ada pembersihan etnis dan tidak boleh ada pendudukan.     

"Jadi, kita harus sangat hati-hati saat hendak mengevakuasi terlalu banyak warga Gaza kerena itu mungkin yang diinginkan Pemerintah Israel atau gerakan pendudukan wilayah. Kita harus memastikan mereka (Israel) tidak memainkan taktik sinis yang sesuai agenda menduduki wilayah," kata Gennez.       

Adapun Direktur Asosiasi Badan-badan Internasional Faris Arouri berpandangan tanpa gencatan senjata penuh, maka kehadiran apapun di lapangan tidak akan sepadan. Sederhananya, dunia tidak bisa memberi makan warga Gaza sehingga mereka bisa meninggal dengan kondisi perut kenyang.

 

 

Sumber: middleeastmonitor.com

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus