Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pejabat Urusan Hak Asasi Manusia PBB berhasil menemui mantan Presiden Mali, Ibrahim Boubacar Keita, yang dikudeta oleh sejumlah personil angkatan darat. Adapun akses ke Keita diberikan langsung oleh pasukan kudeta di Mali yang telah berjanji akan bersikap kooperatif.
Dikutip dari Reuters, Jumat, 21 Agustus 2020, akses tersebut diberikan kepada PBB untuk mengecek kondisi Keita sekaligus tawanan-tawanan lainnya. Ternyata, beberapa dari tawanan yang ada adalah personil Misi Perdamaian PBB yang dikenal sebagai MINUSMA.
PBB tidak mengungkapkan apa yang dibicarakan dengan Keita dalam pertemuan tersebut. Mereka juga tidak menjelaskan bagaimana kondisi dari para tawanan. Selama ini, pasukan kudeta mengklaim tidak menyakiti ataupun memperlakukan para tawanan dengan buruk.
Setelah PBB, delegasi Komunitas Ekonomi Negara Afrika Barat (ECOWAS) dikabarkan juga akan menyusul ke Mali. Mereka, yang sudah menutup perbatasan dengan Mali dan mematikan akses ekonominya, mengaku datang untuk mengakhiri operasi kudeta di sana.
"Misi ini untuk menegosiasikan pembebasan presiden dan memastikan restorasi terhadap pemerintahan yang konstitusional," ujar Presiden Nigeria, Goodluck Jonathan, yang akan memimpin negosiasi tersebut. Jonathan belum mengungkapkan kapan kunjungan akan dilakukan.
Diberitakan sebelumnya, kudeta di Mali dipicu oleh ketidakpuasan sejumlah prajurit angkatan darat terhadap kepemimpinan Ibrahim Boubacar Keita di periode kedua. Selain mencurigai Keita mencurangi hasil pemilu pada 2018 lalu, mereka juga menganggap korupsi, mismanajemen, dan krisis ekonomi semakin parah di rezim Keita.
Adapun aksi kudeta tersebut digerakkan oleh Kolonel Malick Diaw dan Jenderal Sadio Camara. Usai mengambil alih kamp militer di Kati, kurang lebih 15 kilometer dari Bamako, mereka bergerak ke kediaman Keita untuk menculiknya dan mendesaknya untuk mundur.
Tak lama setelah berhasil menuclik Keita dan mendesaknya mundur, pasukan kudeta berjanji akan menggelar kampanye yang adil untuk warga Mali. Mereka terbuka untuk kerjasama dengan negara tetangga dan organisasi internasional untuk memastikan restorasi berjalan stabil.
ISTMAN MP | REUTERS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini