Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok pelapor khusus PBB dalam sebuah laporan yang dirilis Selasa, 16 Januari 2024, mengungkap warga Gaza kini termasuk 80 persen dari seluruh penduduk dunia yang menghadapi kelaparan atau bencana kelaparan. Hal ini menandai krisis kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Jalur Gaza.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Saat ini setiap orang di Gaza kelaparan,” demikian bunyi laporan tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dalam laporan itu disebutkan pula, seperempat penduduk Gaza kesulitan mendapatkan makanan dan air minum. Ibu hamil tidak menerima nutrisi dan layanan kesehatan yang memadai sehingga membahayakan nyawa mereka. Selain itu, total balita sekitar 335 ribu orang, berisiko tinggi mengalami gizi buruk akut karena risiko kondisi kelaparan terus meningkat. Kondisi tersebut mengakibatkan satu generasi kini terancam menderita stunting, yang kemudian akan melemahkan kapasitas pembelajaran seluruh generasi.
Setidaknya 24.285 orang tewas dan lebih dari 61.154 orang luka-luka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober berdasarkan catatan otoritas kesehatan Gaza. Perkiraan jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas pada 7 Oktober mencapai 1.139 orang.
Laporan tim pelapor khusus PBB menyebut di tengah pengepungan Israel yang diterapkan sejak 9 Oktober 2023, hanya 21 persen (atau 5 dari 24) pengiriman bantuan berisi makanan dan peralatan medis mencapai tujuannya di utara Wadi Gaza. Sementara di selatan Gaza, sejumah besar orang dilaporkan tinggal di kamp penampungan yang tidak memiliki fasilitas dasar.
“Belum pernah terjadi sebelumnya ketika seluruh penduduk sipil mengalami kelaparan secepat ini dan secara menyeluruh seperti ini. Israel menghancurkan sistem pangan Gaza dan menggunakan makanan sebagai senjata untuk melawan rakyat Palestina,” ujar tim pelapor khusus PBB.
Laporan terbaru menyatakan Israel telah menghancurkan sekitar 22 persen lahan pertanian di wilayah Palestina sejak serangan darat yang dimulai pada 27 Oktober 2023. Lahan tersebut termasuk kebun buah-buahan, rumah kaca, dan lahan pertanian di Gaza utara. Israel juga dilaporkan telah menghancurkan sekitar 70 persen armada penangkapan ikan Gaza.
Selain itu, lebih dari 60 persen rumah warga di Gaza juga telah dihancurkan, sehingga tidak memungkinkan bagi warga untuk memasak. Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB memperkirakan hampir 85 persen populasi Gaza – yaitu sekitar 1,9 juta orang – terpaksa mengungsi.
“Israel tidak hanya membunuh dan menyebabkan kerugian yang tidak dapat diperbaiki terhadap warga sipil Palestina dengan pengeboman tanpa pandang bulu. Israel juga secara sadar dan sengaja menyebabkan tingginya angka penyakit, kekurangan gizi yang berkepanjangan, dehidrasi, dan kelaparan dengan menghancurkan infrastruktur sipil,” demikian laporan tim khusus PBB.
Mereka mengatakan kekhawatiran terhadap genosida yang sedang terjadi bukan hanya soal pengeboman, namun soal penderitaan dan kematian yang disebabkan pendudukan Israel yang telah berlangsung lama, blokade, dan penghancuran sipil yang terjadi saat ini. Sebab genosida berkembang melalui proses yang berkelanjutan dan bukan sebuah peristiwa tunggal.
Sumber: ohchr.org
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini