Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
EMPAT tahun lalu, tatkala masih menjadi Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jenderal Sutanto disibukkan oleh banyaknya laporan orang hilang. Ia lalu memerintahkan anak buahnya melakukan pengusutan. Setelah ditelisik, mereka yang hilang itu—kebanyakan mahasiswa—direkrut oleh Negara Islam Indonesia. Kini, setelah menjadi Kepala Badan Intelijen Negara, pria kelahiran Pemalang, Jawa Tengah, ini berjibaku menelisik jejaring yang sama.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo