Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Saat menerjemahkan karya-karya Georg Trakl, penyair superkelam dalam khazanah perpuisian Jerman, Berthold Damshäuser dan saya kerap bersitegang. Pasalnya adalah memilih kata dan ungkapan Indonesia yang tepat bagi keindahan, kegilaan, dan kekelaman Trakl. Jika dua orang muslim bersitegang tentang sesuatu, keduanya dianjurkan untuk kembali ke sumber: Quran dan Hadis. Kami tidak kembali ke Quran dan Hadis. Tentu bukan karena saya muslim dan Berthold penganut Katolik, melainkan karena yang kami perdebatkan adalah kata dalam bahasa Indonesia. Jadi, kami berdua pun kembali ke sumber: Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Hasilnya? Perdebatan terus berlanjut. Kamus tak bisa menghasilkan kata putus.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo