Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
SEKALI diucapkan, kata-kata tak akan pernah berubah, mungkin pelakunya yang berganti sikap. Ketika pada awal pemerintahannya, dua tahun lalu, Presiden Megawati mengancam para direktur jenderal agar tidak memberikan fasilitas kepada keluarganya dan keluarga suaminya, itu pastilah kata-kata serius. Ketika Megawati bertekad bahwa dia tidak ingin terguling dari kursinya gara-gara korupsi, publik segera memahami itu sebagai awal sebuah perang baru melawan "kanker" korupsi yang sudah mencapai stadium gawat di negeri ini. Dari masa-masa awal itu, jelas "korupsi" dan "keluarga saya dan suami saya" adalah dua frasa penting yang ingin diberi garis bawah oleh sang presiden baru. Sebuah tekad simpatik, sekaligus kritik halus untuk para pendahulunya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo