Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kolom

Kami Semua Bersalah

Kami tetap akan mencarimu, menemukanmu & melindungimu. itu hanyalah suara di radio. anak yang tenggelam di laut bersama Tampomas II, tetap tidak tertolong dan tidak dapat ditemukan. kami semua bersalah.

14 Februari 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KAMI akan tetap mencarimu, anak yang kehilangan pelampung, begitulah radio itu bersuara. Serak, gemeretak, pecah-pecah, storing. Laut tidak lagi nampak laut. Hanya gemerlap, sampai jauh, dan suara radio itu mendesak-desak ke sana. Matahari membersihkan langit. Angin merapihkan awan. Kami akan tetap mencarimu, anak yang kehilangan pelampung, begitulah radio itu berkata. Tapi siapakah engkau, radio yang tak jelas gelombangnya? Kami adalah sebuah sumber. Kami yang akan tetap mencarimu, anak yang hilang dari kapal yang terbakar. Kami adalah sebuah pihak. Kami adalah sebuah regu SAR, yang tak beralamat, yang tak berpeta, tak berpasukan. Kami adalah sebuah pertanyaan yang penasaran, sebuah pencarian yang tak bisa terbatas. Katakan lagi, apa yang kau ingin cari. Kami berbunyi seperti puting beliung, kami tak nampak seperti garis lintang, kami tertera pada astronomi, kami bagian dari alam dan manusia. Kami adalah yang mencarimu akan menemukanmu, menghapus terik hari pada ubun-ubunmu, mengucurkan air es pada hausmu, menyisihkan asin dari tenggorokmu. Kami adalah rindang yang melindungimu, anak yang ditinggalkan pelampung. Saudara yang bicara pada radio tanpa sender, sebutkan apa maumu! Kami akan tetap mencarimu. Kami meniti titik-titik dari Masalembo, menyeberang laut, ke pelbagai paragraf dokumen pelayaran. Kami ingin tahu, kematian yang manakah untukmu, siapakah yang menjemputmu, dan adakah ia terbaring dengan mata merah dan memimpikan api. Kau tak akan mendapatkan apa-apa, saudara yang bicara pada radio, kau tak akan mendapatkan apa-apa. Anak yang hanyut itu telah hanyut. Ikan-ikan telah memungutnya. Ganggang dan gelombang telah menampung kesepiannya sampai ke dasar. Di sana gelap hanya sebentar, kau tahu, sebuah khayal bagi penyelam, sebuah ilusi pada snorkel, sebuah jarak yang tak bersahabat. Tapi kami akan tetap mencarimu, anak yang kehilangan pelampung, Sampai ke dasar laut, melihat koyakan tubuhmu. Sampai ke dasar kantung dan kenangan sendiri -- karena kami semua bersalah, hallo, bersalah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus