Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kolom

Klasik Bukan Klise

13 Oktober 2008 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Liu Hui En

"SELALU muncul pertanyaan klasik, dari mana kita mulai memberantas korupsi?”

Kalimat tersebut adalah pembuka artikel opini sebuah media cetak Indonesia. Bagi orang yang memahami kata klasik dengan benar, kalimat di atas adalah kalimat rancu. Penggunaan kata klasik sering salah kaprah karena kata klasik diartikan sama dengan kata klise.

Makna pertama klasik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia cetakan IV (1990) adalah sesuatu (karya) dengan mutu tertinggi; mempunyai nilai atau posisi yang diakui dan tidak diragukan. Sementara itu, pernyataan di awal artikel ini tidak ada sangkut-pautnya dengan pujian atau kualitas. Kata klasik di dalam kalimat tersebut bahkan menunjukkan sesuatu yang negatif, yang menunjukkan pertanyaan itu sudah berulang-ulang dilontarkan tanpa solusi.

Kata klasik dalam bahasa Indonesia diserap dari bahasa Inggris, yaitu classic, yang berarti segala sesuatu yang sudah teruji dalam rentang waktu tertentu, memiliki kualitas tertinggi, dan menonjol dalam bidangnya. Bahasa Inggris menyerap kata classic dari bahasa Prancis classique atau Latin classicus, ”milik suatu kelas tertentu”, yang berkembang menjadi ”dari kelas teratas”, classis.

Dalam Kamus Perancis-Indonesia susunan Winarsih Arifin dan Farida Soemargono, makna classique tertera: I. 1. Wajib (diajarkan di sekolah); 2. Klasik, dari zaman kuno Yunani-Romawi; 3. Klasik, ciptaan penulis-penulis besar abad ke-17 yang meniru penulis Yunani-Romawi; 4. Musik klasik. II. Lazim, biasa, umum. III. 1. Penulis yang masuk program pelajaran sekolah; 2. Buku sastra (dan falsafah) yang dipelajari di sekolah; 3. Musik klasik. Makna classique pada poin II agak meleset, sehingga menjadi bertentangan dengan makna-makna classique lainnya. Hal ini mudah diluruskan jika kita kembali mengambil patokan dari kamus Prancis-Inggris.

Dalam Langenscheidt’s Pocket Dictionary French-English, English-French, classique dijabarkan menjadi 1. classical (music etc); classic; standard; 2. classic; classicist. Dalam kamus yang sama, makna standard dalam bahasa Inggris diterjemahkan dalam bahasa Prancis menjadi: 1. measure; norme; niveau; qualité; degré; hauteur; principes; 2. ordinaire, normal; courant. Dapat dilihat bahwa standard memiliki dua makna, yaitu kualitas dan rata-rata. Maka classique, yang dari awal selalu berbicara tentang tingkatan kualitas, tidak mungkin dimaknai dengan standar dalam artian lazim, biasa, dan umum.

Penggunaan kata klasik yang salah kaprah ini lebih pas diganti dengan kata klise, yang lebih mendekati makna lazim, biasa, umum. Klise berarti gagasan (ungkapan) yang terlalu sering dipakai hingga tidak terasa efeknya. Kata ini diserap dari bahasa Prancis, cliché, yang berarti ucapan yang berulang kali dikemukakan orang. Ungkapan dan pertanyaan yang klise berarti ungkapan atau pertanyaan tersebut sudah terlalu sering diulang-ulang.

Cliché diambil dari clichér bahasa Prancis yang berarti stereotipe atau gambaran umum. Sedangkan classic dalam Thesaurus Oxford American Dictionaries bersinonim dengan archetypal, dari bahasa Latin arkhe, yakni tertua, dan topos, yakni model. Archetypal bermakna sangat tipikal, orisinal. Karena itu, dalam perkembangan selanjutnya makna klasik meluas menjadi sesuatu yang sangat tipikal, yang memiliki atribut atau aspek yang sesuai dengan ekspektasi, misalnya, ”Batavia dahulu merupakan gambaran klasik kota pesisir.”

Kata klasik juga dapat dipadankan maknanya dengan tradisional. Secara lebih kritis, dapat dipahami bahwa tradisional bukan berarti ketinggalan zaman atau suatu perulangan yang menjenuhkan. Sebaliknya, fenomena itu merupakan suatu standar atau kebiasaan yang lama tak berubah karena tak tergantikan dan menjadi suatu patokan. Contoh kalimat yang menggunakan kata klasik yang bermakna tradisional adalah ”gamelan adalah alat musik klasik Jawa.”

Dengan demikian terlihat saat ini betapa jauh pergeseran makna klasik dalam suatu kalimat. Pemaknaan kata yang meleset ini hampir terus-menerus dibiasakan oleh berbagai kalangan, dari bahasa resmi pejabat tinggi hingga pada percakapan sehari-hari.

Seandainya suatu saat Anda mengajukan pertanyaan kepada rekan Anda, dan ditanggapi dengan kalimat, ”Pertanyaan Anda klasik,” lebih baik Anda pastikan apakah ia bermaksud memuji atau justru salah kaprah. Inilah kesalahan pengguna bahasa Indonesia yang klise.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus