Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Lingkungan

Cerita Awal Mula Kebakaran di Bukit Teletubbies Bromo, Calon Pengantin Diduga Bayar Jasa Pemotretan Rp 7,5 Juta

Kebakaran hebat di kawasan wisata Gunung Bromo terjadi sejak Rabu, 6 September 2023.

13 September 2023 | 14.20 WIB

Petugas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) bersama Masyarakat Peduli Api (MPA) dan unsur terkait lainnya berusaha memadamkan kebakaran hutan dan lahan yang melanda area Blok Jemplang dan Blok Plentongan, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, Minggu, 10 September 2023. TEMPO/Abdi Purmono
material-symbols:fullscreenPerbesar
Petugas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) bersama Masyarakat Peduli Api (MPA) dan unsur terkait lainnya berusaha memadamkan kebakaran hutan dan lahan yang melanda area Blok Jemplang dan Blok Plentongan, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, Minggu, 10 September 2023. TEMPO/Abdi Purmono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Malang - Kepolisian Resor Probolinggo belum bisa memastikan penambahan tersangka dalam kasus kebakaran hutan dan lahan di Gunung Bromo. Hingga kini polisi baru menetapkan Andrie Wibowo Eka Wardhana sebagai tersangka. Sedangkan lima orang lagi berstatus sebagai saksi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Kebakaran hebat di kawasan wisata Gunung Bromo terjadi sejak Rabu, 6 September 2023, dan hingga kini kebakaran belum sepenuhnya dapat dipadamkan. Tempo menerima informasi terbaru bahwa api masih membara di Blok Keciri dan terus mengarah ke Gunung Tutup di wilayah Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Andrie, 41 tahun, adalah manajer penyelenggara pesta pernikahan dan sekaligus orang yang bertanggung jawab atas sesi pemotretan pranikah atau prewedding dengan menyalakan cerawat atau flare sehingga menimbulkan kebakaran di padang rumput atau sabana Bukit Teletubbies pada Rabu, 6 September 2023.

“Saat ini penyidik masih melakukan pendalaman sehingga terhadap kelima saksi masih dikenakan wajib lapor. Selain itu, kami juga berkoordinasi dengan ahli pidana dan kejaksaan untuk menentukan status terhadap kelimanya,” kata Kepala Kepolisian Resor Probolinggo Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Wisnu Wardana, Selasa, 12 September 2023.

Asap kebakaran terus membubung ke langit hingga memenuhi area di Blok Jemplang dan Blok Plentongan. Akibatnya jarak pandang jadi sangat terbatas dan membuat pernapasan jadi sesak. TEMPO/Abdi Purmono

Sabana Teletubbies pernah terbakar pada Sabtu, 1 September 2018. Sekitar 70 hektare sabana dan semak di sana hangus. Diduga, kebakaran waktu itu disebabkan oleh perbuatan manusia. Penyebabnya sama dengan kebakaran pada Rabu, 6 September 2023, yaitu penggunaan cerawat atau flare saat pemotretan pranikah atau prewedding di dekat papan nama Bukit Teletubbies.

Namun, terduga pelaku kebakaran pada awal September 2018 tidak terungkap. Sementara terduga pelaku kebakaran pada 6 September kemarin ditangkap dan dijadikan tersangka, serta area yang terbakar lebih luas dari area terbakar empat tahun silam.

Area terbakar dari sabana Teletubbies hingga hutan di sekeliling Gunung Bromo sepanjang 6-10 September diperkirakan mencapai 750-800 hektare. Informasi tersebut Tempo dapatkan dari lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur serta instansi yang terlibat dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan di Gunung Arjuna dan Gunung Bromo. Sedangkan laporan yang diterima Gubernur Jawa Timur dari Raden Intan 6 (alamat Kantor Balai Besar TNBTS) hanya 500-an hektare.

Sementara itu, Tempo mendapatkan cerita dari petugas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dan anggota Masyarakat Peduli Api tentang asal mula kebakaran saat turut memadamkan api pada Minggu, 10 September.

Awalnya, pada Rabu, 6 September 2023, Andrie bersama lima orang, termasuk dua orang calon pengantin, berangkat dari Surabaya menuju Gunung Bromo lewat jalur Tumpang. Sepasang calon pengantin, yakni HP, 39 tahun, warga Kelurahan Kedungdoro, Kecamatan Tegalsari, Surabaya, serta PMP, 26 tahun, warga Kelurahan Plorok Pakjo, Kecamatan Ilir Barat, Palembang, Sumatra Selatan, menyewa jasa Andrie dan kawan-kawan seharga Rp 7,5 juta. Harga ini untuk tiga lokasi pemotretan: sabana Teletubbies, area kawah Gunung Bromo, dan Gunung Penanjakan.

Mereka berganti mobil di tempat peristirahatan atau rest Desa Gubugklakah, Kecamatan Poncokusumo. Mereka menyewa jip seharga Rp 500 ribu. Harga ini sangat murah dari biasanya antara Rp 900 ribu sampai Rp 1 juta—tergantung jumlah lokasi yang dikunjungi.

Sekitar pukul 10 pagi, mereka tiba di Pos Coban Trisula untuk mendaftar. Andrie mendaftarkan rombongannya sebagai pengunjung biasa. Mereka bayar tiket masuk Rp 29 ribu per orang. Ini harga tiket di hari biasa alias weekday. Harga tiket akhir pekan Rp 34 ribu per orang.

Padahal, untuk kegiatan pemotretan pranikah harus mendapatkan Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi atau Simaksi lewat pemesanan daring alias online booking dan membayar Rp 250 ribu di luar biaya tiket masuk.

David, sang supir yang masih belia, tidak mengetahui jika di dalam jipnya banyak peralatan pemotretan dan lima batang cerawat atau suar asap. David tertidur dalam jip saat tamunya mulai beraksi di sabana Teletubbies sehingga ia tidak bisa langsung mengawasi tindak tanduk tamunya.

Sesampainya di area sabana Teletubbies, berdasarkan cerita warga di malam itu, setelah peralatan disiapkan, salah seorang dari mereka diduga membuat api kecil berbentuk tanda cinta atau love untuk memberi efek asap seperti smoke gun panggung konser musik.

Cerawat dinyalakan. Empat cerawat menyala, satu cerawat tidak menyala. Cerawat yang tidak menyala dibuang ke area rumput yang telah dibakar untuk memberi tanda cinta atau love. Alhasil, terjadi letupan dan api lama-lama makin berkobar. Tapi, mereka masih meneruskan pemotretan.

Lalu sekitar 3-4 orang sopir anggota Paguyuban Jip Bromo mendatangi mereka. Para sopir memarahi mereka. Andrie sempat membantah alias merasa tidak bersalah karena dia sudah biasa masuk kawasan TNBTS. Andrie mengaku sudah empat kali melakukan pemotretan pranikah di sana.

Sekitar pukul 11.30 WIB, seorang sopir bernama Bowik melapor kejadian itu kepada petugas TNBTS. Petugas TNBTS tiba di lokasi saat api makin membara.

Andrie dan kelima orang lagi dibawa ke Markas Kepolisian Sektor Sukapura di Jalan Raya Bromo, Watulumpang, Desa/Kecamatan Sukapura. Lalu mereka dipindahkan ke Markas Kepolisian Resor Probolinggo yang berada di wilayah Kelurahan Sukabumi, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo.

“Ya, begitu informasi yang kami ketahui. Kalau informasi yang lebih jelas dan lengkap ada di kepolisian ya. Mereka kan pasti ngaku,” kata Jumani, seorang warga. 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus