Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menyusuri jalan setapak sepanjang lima kilometer, Huzer Apriansyah berjalan pelan membelah malam. Giginya gemerutuk menahan hawa dingin yang bertiup dari puncak Gunung Slamet. Malam begitu sepi. Sesekali terdengar irama konser jangkrik. Huzer dan dua temannya terus berjalan, melintasi jalan bebatuan di tengah hutan yang sudah gundul.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo