Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Lingkungan

Hujan Hampir Sepanjang Hari Ini di Jabodetabek Mungkin Berlanjut Dinihari

Tak hanya di Jabodetabek, hujan hampir seharian juga terjadi di banyak wilayah lain di Indonesia, terutama wilayah barat.

6 Juli 2024 | 22.34 WIB

Ilustrasi hujan. Pexels/Rahul P
Perbesar
Ilustrasi hujan. Pexels/Rahul P

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Hujan turun di sejumlah wilayah di Jabodetabek hampir sepanjang hari ini, Sabtu 6 Juli 2024. Banjir pun tercipta di beberapa wilayah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Di Jakarta, banjir merendam satu wilayah RT di Gandaria Utara, Jakarta Selatan, dengan tinggi 30 sentimeter yang merupakan dampak langsung dari curah hujan. Ada juga yang karena luapan sungai akibat intensitas hujan tinggi, yakni dua RT di Kelurahan Sukabumi Selatan, Jakarta Barat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tanah longsor dampak hujan lebat terjadi di Jalan Mulya Bakti RT 06/RW 001 Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Beruntung tak ada korban selain akses jalan yang semoat tertutup.

Menurut prediksi cuaca BMKG, hujan masih berpotensi menyertai warga Jakarta pada dinihari nanti. Hujan intensitas ringan masih mungkin mengguyur wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Pusat serta Jakarta Timur. 

Wilayah Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu bahkan mungkin memiliki hujan intensitas sedang pada dinihari nanti. Adapun Jakarta Selatan diramalkan berawan tebal.

Begitu pula di daerah seputaran Jakarta. Hujan intensitas sedang masih berpotensi terjadi di Bekasi pada dinihari. Sedangkan Depok dan Cibinong (Kabupaten Bogor) hujan ringan.

Tak hanya di Jabodetabek, hujan hampir seharian juga terjadi di banyak wilayah lain di Indonesia. Menurut peneliti klimatologi di BRIN, Erma Yulihastin, wilayah itu terutama di barat Indonesia. 

"Update: hujan deras kembali terpantau meluas di barat Indonesia," katanya lewat akun media sosial X, Sabtu siang.

Dalam keterangan sebelumya, di akun yang sama, Erma mengatakan pembentukan hujan di Jakarta tersebut dipicu dinamika tekanan rendah di Samudera Hindia.

Dalam analisis BMKG, sirkulasi siklonik terpantau di Samudera Hindia Barat Bengkulu. Pusat tekanan darah itu telah membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang memanjang dari Laut Jawa hingga Selat Sunda, Samudera Hindia sebelah selatan Sumatera, pesisir barat Bengkulu.

Daerah konvergensi lain terpantau memanjang dari Kalimantan Timur hingga Kalimantan Tengah, dari Kalimantan Utara hingga Sabah, dari Sulawesi tengah hingga Sulawesi Barat, dari Teluk Tomini hingga Sulawesi tengah, dan di Papua bagian tengah.

"Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut."

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus