Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Olahraga

4 Cerita Soal Jorge Lorenzo yang Pensiun dari Arena MotoGP

Jorge Lorenzo, pembalap Spanyol berusia 32 tahun, mengucap salam perpisahan dengan balapan MotoGP.

18 November 2019 | 13.31 WIB

Pembalap Honda Repsol Jorge Lorenzo menyapa timnya seusai balapan MotoGP Valencia di Sirkuit Ricardo Tormo, Cheste, Valencia, Spanyol, Ahad, 17 November 2019. REUTERS/Heino Kalis
Perbesar
Pembalap Honda Repsol Jorge Lorenzo menyapa timnya seusai balapan MotoGP Valencia di Sirkuit Ricardo Tormo, Cheste, Valencia, Spanyol, Ahad, 17 November 2019. REUTERS/Heino Kalis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Jorge Lorenzo, pembalap Spanyol berusia 32 tahun, mengucap salam perpisahan dengan balapan MotoGP. Ia mengakhiri kiprahnya selama 18 musim dengan finis di posisi ke-13 dalam lomba seri terakhir musim ini, di Valencia, Ahad, 17 November.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Saat melewati garis finis, tak ada rasa sedih yang ia rasakan. Justru rasa lega yang bersemayam di dadanya. "Sekarang saya merasa benar-benar bebas, merasakan kebebasan yang seutuhnya karena saya menyelesaikan balapan di atas motor saya, membantu Honda meraih tiga mahkota, itulah tujuan kami datang ke sini," kata dia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Musim ini, performanya jauh menurun, terutama karena kondisi tubuhnya yang terus digerogoti cedera. Tak satu pun podium yang bisa dia rasakan. Dalam klasemen umum, ia hanya menempati posisi ke-19. Padahal musim sebelumnya, bersama Ducati, ia mampu tiga kali juara dan akhirnya bisa finis di urutan kesembilan.

Lorenzo mengumumkan putusannya untuk pensiun pada 14 November lalu. Pembalap bernomor 99 itu pun akhirnya memutuskan untuk benar-benar pensiun setelah musim lalu membatalkan hasratnya untuk mengakhiri karier itu.

Pembalap MotoGP dari Repsol Honda Jorge Lorenzo. REUTERS/Susana Vera

Dalam 18 tahun kariernya, ia sudah meraih banyak hal. Lorenzo pernah merasakan 68 kali juara, 69 kali merebut pole position, 152 kali naik podium, dan meraih lima gelar juara dunia.

Lorenzo mengakui, akan merindukan suasana lomba. "Sekarang tinggal menikmati sore ini dan malam nanti yang mungkin menjadi pesta terakhir saya di paddock sebagai pembalap profesional. Saya ingin merayakannya, kegembiraan ini dan saya sangat bangga dengan karir saya," kata dia. "Ini adalah akhir pekan yang sempurna dan saya akan selalu mengingatnya."

Selanjutnya: Alasan di balik putusan untuk pensiun

Alasan Pensiun

Lorenzo memang sudah tak muda lagi. Tapi usianya masih 32 tahun, jauh lebih muda dari Valentino Rossi yang sudah 40 tahun dan belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti.

Pembalap asal Spanyol itu mengungkapkan, kesulitan yang ia hadapi musim ini memaksanya untuk memutuskan pensiun. "Saya cinta olah raga ini, tapi di atas semuanya saya suka kemenangan," kata dia 14 November lalu.

Ia mengakui, putusannya mengecewakan banyak pihak. "Saya telah mengecewakan diri saya sendiri dan Honda tapi saya kira ini adalah keputusan terbaik untuk saya dan tim. Kami semua adalah pemenang dan kami harus bertarung untuk menang," kata Lorenzo.

Jorge Lorenzo (Twitter)

Lorenzo menjalani debutnya bersama Honda tahun ini namun menjalani salah satu musim terburuk dalam kariernya karena terus dirundung cedera. Sebelumnya, ia membalap untuk Ducati selama dua musim pada 2017 dan 2018 setelah hijrah dari Yamaha.

Lorenze merasa ia sudah tak mampu bersaing lagi. "Di tahap ini dalam karier saya sudah tak mungkin lagi untuk bisa berkonsentrasi," kata dia. "Saya beruntung bisa menjalani karier ini. Saya telah bertarung dengan banyak pembalap yang belum pernah bisa bertarung untuk memenangi kejuaraan dunia seperti yang saya lakukan. Saya akan selalu merasa beruntung mendapatkan kesempatan ini."

Selanjutnya: Persaingan dengan Rossi

Persaingan dengan Valentino Rossi

Lorenzo meraih gelar juara dunia MotoGP pada 2010, 2012, dan 2015 bersama Yamaha. Dia juga merupakan juara dunia 250cc (sekarang Moto2), pada 2006 dan 2007.

Dalam puncak kariernya, ia pernah menjadi terlibat persaingan menarik dengan Valentino Rossi. Ia dan pembalap Italia itu pernah menjalani tujuh musim bersama Lorenzo di Yamaha (2008, 2009, 2010, 2013, 2014, 2015, 2016) sebagai rekan satu tim sekaligus rival.

Apa kesan Rossi tentang Lorenzo? "Sangat disayangkan karena MotoGP kehilangan salah satu bagian terbaiknya, salah satu pembalap MotoGP yang cepat, bertalenta dan penting di era modern ini tentunya," kata Rossi seperti dilansir laman resmi MotoGP.

Pembalap berjulukan The Doctor itu melanjutkan, "Saya punya banyak kenangan dengan Jorge karena kami menjadi rekan satu tim di banyak musim di Yamaha dan dia selalu menjadi motivasi yang baik sebagai rekan karena dia sangat kuat, penuh konsentrasi dan selalu memberi yang maksimal."

Jorge Lorenzo (Twitter)
Empat gelar juara dunia mereka persembahkan kepada Yamaha ketika keduanya menjadi rekan satu tim, Rossi pada 2008 dan 2009 sedangkan Lorenzo pada 2010 dan 2015. Lorenzo menambah satu gelar lagi bagi Yamaha pada 2012 di saat Rossi menjalani tahun keduanya bersama Ducati.

Soal prsaingan dengan Lorenzo, Rossi menyebut satu momen. "Saya kira kenangan terbaik adalah Barcelona 2009 karena kami bertarung untuk gelar kejuaraan musim itu tapi khususnya kami bertarung di sepanjang akhir pekan untuk memenangi balapan itu. Pada akhirnya saya menang di tikungan terakhir namun pertarungannya epik, salah satu balapan terbaik di sepanjang karir saya," kata dia.

Rossi melanjutkan, "Di akhir kami berpelukan, kenangan yang baik. Itu adalah kenangan terbaik yang pernah saya miliki."

Selanjutnya: Kenangan Terindah dan Rencana Usai Pensiun

Kemenangan Terbaik dan Rencana Usai Pensiun

Lorenzo secara total ia meraih 68 kemenangan dalam kariernya. Lalu, kemenangan mana yang ia anggap paling mengesankan?

"Sangat sulit untuk memilih satu, karena untungnya saya telah menjalani banyak momen yang sangat baik," kata Lorenzo. "Tetapi jika saya harus memilih satu, itu adalah Malaysia 2010."

Pada 2010 ia meraih gelar juara dunia MotoGP pertamanya. "Karena saya meraih gelar paling penting yang dapat diraih oleh setiap pembalap di dunia. Itu memberi saya banyak kebebasan, banyak kepuasan, dan saya bebas, secara profesional," kata dia.

Lalu lima momen terbaiknya di MotoGP? "Lima (momen) teratas saya adalah kemenangan (125cc) pertama saya di Brasil 2003, gelar dunia (250cc) pertama saya di Valencia 2006, kemudian jelas gelar MotoGP pertama (2010)," kata dia.

Jorge Lorenzo (Twitter)

"Saya juga akan memasukkan Assen 2013, karena saya melakukan sesuatu yang luar biasa yang menunjukkan bagaimana pikiran dapat mendorong tubuh hingga batas," kata Lorenzo lagi. "Dan kemudian mungkin gelar duniaku yang terakhir, di sini di Valencia tahun 2015."

Pada 2013, di Assen, Belanda, ia mengalami cedera tulang selangka saat latihan. Ia menjalani operasi tapi tetap tampil dalam lomba di Belanda itu dan akhirnya finis kelima. Sedangkan kemenangan 2015 di Valencia mengantar dia merebut gelar juar dunia terakhirnya.

Apa rencananya setelah pensiun? "Yah, saya selalu mengatakan bahwa hidup bukan hanya tentang motor," kata dia. "Ada banyak hal yang harus dilakukan dalam hidup. Kita semua bekerja dalam olahraga ini, tetapi miliaran orang bekerja dalam hal lain!"

Jorge Lorenzo sudah memiliki gambaran hendak menekuni bidang apa, tapi belum mau terbuka. "Saya punya gairah, tapi saya belum memikirkannya terlalu banyak. Saya ingin melakukan liburan panjang musim dingin ini, di suatu tempat yang cerah dengan pantai, dan kemudian akan mulai merencanakan bab berikutnya."

ANTARA | CRASH | MOTOGP

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus