Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Baku Pukul Berujung Sengketa

Conor McGregor santai saja menanggapi kekalahannya dan insiden perkelahian massal seusai pertarungannya dengan Khabib Nurmagomedov dalam Ultimate Fighting Championship (UFC) 229.

12 Oktober 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Conor McGregor santai saja menanggapi kekalahannya dan insiden perkelahian massal seusai pertarungannya dengan Khabib Nurmagomedov dalam Ultimate Fighting Championship (UFC) 229. Bagi dia, rivalitas dengan Khabib ibarat pertarungan besar. Dia bahkan sudah mengincar pertandingan ulang. ”Kehilangan satu pertandingan ini tapi memenangi pertempuran, persaingan ini akan berjalan terus,” tulisnya dalam akun Twitter, Selasa pekan lalu.

Keinginan McGregor itu dikonfirmasi Presiden UFC Dana White. ”Dia sudah menghubungiku dan meminta pertandingan ulang secepatnya,” kata White kepada ESPN. Pertandingan ulang bisa menjadi lahan bisnis bagi McGregor, yang dikenal sebagai ”anak emas” UFC karena selalu membawa potensi bisnis besar.

Kalah oleh Khabib dalam UFC 229 saja bisa membuatnya membawa pulang uang bertanding sebesar US$ 3 juta atau sekitar Rp 45,7 miliar. Pendapatannya dari bonus sponsor dan bagian dari siaran televisi berbayar yang menayangkan laga itu diperkirakan mencapai US$ 50 juta atau sekitar Rp 763 miliar.

Sementara McGregor mencari untung, Khabib malah terlilit masalah. Komisi Olahraga Nevada, yang mengawasi laga UFC di Las Vegas itu, menggelar investigasi atas insiden perkelahian massal yang diawali serangan Khabib kepada anggota tim McGregor. Khabib menyatakan aksinya itu tersulut provokasi verbal McGregor sebelum hari pertandingan.

Dana White mengatakan Khabib seharusnya tak ambil pusing menghadapi provokasi yang dilontarkan McGregor. Adu mulut adalah hal biasa dalam UFC. McGregor bahkan dikenal bermulut pedas karena kerap melontarkan berbagai ejekan ke setiap lawannya.

Khabib membuat kesalahan be-sar dengan menyerang anggota tim McGregor seusai laga. ”Seharusnya dia tak melakukannya,” ujar White seperti ditulis situs MMA Fighting, Selasa pekan lalu. Menurut White, Khabib sudah membuktikan bahwa dia lebih hebat daripada McGregor. ”Cukup ambil sabuknya dan tunjukkan itu di ring, selesai urusan.”

Gara-gara keributan tersebut, White menunda pemberian sabuk juara kelas ringan kepada Khabib di atas ring. Dia juga menahan cek senilai US$ 2 juta atau sekitar Rp 30,5 miliar upah bertarung Khabib. White bahkan sempat memberi ultimatum akan mencabut gelar juara Khabib. Belakangan, ia berubah pikiran. ”Dia berhak memiliki gelar itu,” tuturnya.

Meski demikian, Khabib tak bisa lepas dari sanksi. Menurut White, Khabib bisa dikenai hukuman tak boleh bertanding di arena UFC hingga enam bulan. Dia juga bakal didenda setidaknya US$ 250 ribu. Sedangkan McGregor, yang dianggap Khabib sebagai biang onar, malah melenggang bebas dari sanksi UFC.

Urusan Khabib dengan Komisi Olahraga Nevada pun masih jauh dari selesai. Uang bertarung Khabib ditahan Komisi. Laporan Las Vegas Review-Journal menyebutkan Komisi terus melakukan penyelidikan dan akan membuat putusan pada November mendatang. Komisi juga memeriksa McGregor, meski tak menahan upahnya.

Karier Khabib di UFC terancam jika Komisi menjatuhkan hukuman larangan bertanding. Nevada hingga saat ini menyandang status sebagai ibu kota arena tarung dunia. Menurut White, kasus pelarangan bertanding McGregor di New York gara-gara menyerang bus Khabib dan sejumlah atlet UFC di Brook-lyn seharusnya bisa menjadi pelajaran bagi Khabib.

Tak ada yang menyaingi dampak hukuman yang dijatuhkan Komisi Olahraga Nevada. Upaya lobi ke komisi olahraga di negara bagian Amerika Serikat lain untuk menggelar laga pun akan makin sulit. ”Jika Nevada menghukum Nurmagomedov, semuanya akan mengikuti,” ucap White.

GABRIEL WAHYU TITIYOGA (ESPN, MMA FIGHTING, THE INDEPENDENT)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Gabriel Wahyu Titiyoga

Gabriel Wahyu Titiyoga

Alumni Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta ini bergabung dengan Tempo sejak 2007. Menyelesaikan program magister di Universitas Federal Ural, Rusia, pada 2013. Penerima Anugerah Jurnalistik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2014. Mengikuti Moscow Young Leaders' Forum 2015 dan DAAD Germany: Sea and Ocean Press Tour Program 2017.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus