Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Olahraga

Desta dan Abdel Turut Populerkan Tenis Meja, Begini Sejarah Permainan ini

Desta dan Abdel, dua komedian Tanah AIr turut mempopulerkan tenis meja belakangan ini. Bagaimana sejarah permainan tenis meja

11 Maret 2022 | 14.14 WIB

Presiden Joko Widodo atau Jokowi, bermain tenis meja dengan atlet saat mengunjungi Pelatnas atlet Asian Para Games 2018 di Solo Baru, Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu, 15 September 2018. Presiden meninjau pelatnas bulu tangkis dan tenis meja yang dipusatkan di Hartono Trade Center, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. ANTARA
material-symbols:fullscreenPerbesar
Presiden Joko Widodo atau Jokowi, bermain tenis meja dengan atlet saat mengunjungi Pelatnas atlet Asian Para Games 2018 di Solo Baru, Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu, 15 September 2018. Presiden meninjau pelatnas bulu tangkis dan tenis meja yang dipusatkan di Hartono Trade Center, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pada 6 Februari 2022, terjadi duel tenis meja antara dua komedian Tanah Air, yaitu Abdel Achrian dan Dedy Mahendra Desta. Keduanya menyajikan pertandingan yang serius, tetapi juga fun karena diselingi gimmick oleh keduanya. Bahkan, pertandingan yang disiarkan langsung melalui YouTube ini disaksikan oleh 260.000 penonton. Hasil akhir dari pertandingan keduanya dimenangi oleh Abdel yang menang dengan skor 1-4 atas Desta pada pertandingan tersebut.

Selepas pertandingan Desta lawan Abdel itu, perbincangan mengenai tenis meja ramai dibahas dan banyak masyarakat yang menyemarakan kembali tenis meja karena tenis meja bagi banyak orang adalah permainan rakyat.

Namun, tahukah Anda sejarah di balik tenis meja?

Menurut tulisan Larry Hodges dalam Table Tennis: Steps to Success dan juga laman About, tenis meja pada awalnya bermula dari Inggris sekitar abad ke-19. Saat itu, tenis meja dimainkan oleh orang-orang kelas atas sebagai permainan dalam ruang dan dilakukan setelah makan malam.

Saat itu, permainan tenis meja atau kerap disebut pingpong dilakukan secara sederhana dengan menggunakan meja makan sebagai arena atau lapangan, sebaris buku sebagai net, dan buku atau kulit binatang yang berfungsi sebagai alat pukul bola.

Permainan tenis meja berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Bola yang awalnya terbuat dari karet berubah menjadi bola yang terbuat dari seluloid. Kemudian, alat pukul yang awalnya menggunakan buku atau kulit binatang berubah menjadi kayu yang dilapisi dengan sebuah karet.

Selanjutnya, di tahun 1926 organisasi tenis meja internasional dibentuk oleh perwakilan pemain tenis meja dari beberapa negara, seprti Inggris, Jerman, dan Hongaria. Saat ini, organisasi tersebut dikenal dengan nama International Table Tennis Federation (ITTF).

Di tahun yang sama, tenis meja dipertandingkan secara internasional di London. Walaupun sudah ada sejak lama, tenis meja baru masuk sebagai cabang olahraga dalam ajang Olimpiade pada 1988.

Setelah masuk sebagai cabang olaharaga dalam ajang Olimpiade, tenis meja menjadi salah satu olaharga yang favorit untuk dimainkan, termasuk oleh masyarakat Indonesia. Bahkan, tidak jarang Anda bisa menjumpai lapangan tenis meja di setiap balai warga bahkan di sudut-sudut perkantoran.

EIBEN HEIZIER

Baca: Sebetulnya Tenis Meja Bukan Pingpong, Begini Ceritanya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus