Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Olahraga

Eka Putra Wirya Tahu GM Utut Adianto Akan Menang atau Kalah dari Gestur Tubuh

Persahabatan GM Utut Adianto dan Eka Putra Wirya sudah 44 tahun. Eka tahu gestur tubuh Utut saat bertanding, menang atau kalah hanya dari jalannya.

13 September 2021 | 09.25 WIB

Buku Eka Putra Wirya: Check Mate!   yang ditulis S. Dian Andryanto diluncurkan secara virtual Ahad, 12 September 2021 - Foto dok. Urry Kartopati
Perbesar
Buku Eka Putra Wirya: Check Mate! yang ditulis S. Dian Andryanto diluncurkan secara virtual Ahad, 12 September 2021 - Foto dok. Urry Kartopati

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Persahabatan GM Utut Adianto dan Eka Putra Wirya terungkap dalam peluncuran buku biografi “Eka Putar Wirya: Checkmate! From Zero to Hero”. Buku karya S. Dian Andryanto ini diluncurkan secara virtual, Ahad, 12 September 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

GM Utut Adianto menceritakan melalui online, ia mengenal Presiden Direktur Ekatama Group ini sudah lama.  Sejak mereka masih sama-sama di klub catir Jayakarta Muda. “Saya kenal Eka Putra Wirya pertama kali sekitar tahun 1977, artinya sekarang sudah 44 tahun. Kami bermain dalam satu klub catur yang sama di Jayakarta Muda,” katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Persahabatan itu berlanjut. Utut terus menekuni dunia catur, dan Eka terpaksa meninggalkan catur yang sangat disukainya sejak kanak-kanak itu, untuk meneruskan usaha keluarganya. Namun, dukungan Eka terhadap Utut tak pernah surut.

Eka Putra Wirya termasuk yang mendorong Utut untuk meraih gelar Super Grandmaster. Pertandingan demi pertandingan untuk menembus peringkat ke-39 dunia pada 1997 dengan Elo rating 2615, tak lepas dari dukungan sahabatnya ini.

Keinginan mereka mengembangkan catur dan mnenumbuhkan bibit-bibit baru, diungkapkan pula dalam buku setebal 360 halaman ini. Pada Juli 1993, Utut dan Eka kemudian mendirikan  sekolah catur. “Dulu namanya sama dengan produk yang dipasarkan Pak Eka, Enerpac, yaitu produk hidrolik nomor satu dari Amerika Serikat. Berdirilah Sekolah Catur Enerpac (SCE) itu,” kata Utut Adianto.

Sejak 1993, SCE berdiri. Menurut Utut, sekitar 1995, datanglah generasi pertama pecatur yang mereka tangani dengan serius, yakni Susanto Megaranto, Taufik Halay, Tirta Chandra, Andrean, dan kawan-kawan. Lalu, di era tahun 2000-an disusul generasi Irene Kharisma Sukandar, Medina Warda Aulia, Chelsie Sihite, dan lainnya.

Sekolah Catur Enerpac itu kemudian menjadi Sekolah Catur Utut Adiantuo (SCUA) yang berlokasi di Rawapanjang, Bekasi. Sampai hari ini terus menjadi pembibitan pecatur-pecatur muda dari seluruh Tanah Air, bahkan kerap menjadi pelatnas altel catur sebelum ke pertandingan dunia.

Keduanya pun saat ini menjadi pengurus organisasi catur, GM Utut Adianto sebagai Ketua Umum PB Percasi dan Eka Putra Wirya Dewan Pembina PB Percasi.

Saking dekatnya Eka Putra Wirya, ia mengaku tahu tanda-tanda Utut Adianto akan kalah atau menang saat bertanding, cukup dari melihat cara jalannya. Itu pun dikatakan Utut.  “Kalau saya sudah begini (Utut mencontohkan jalan dengan tangan di belakang), dia tahu saya akan menang dengan melihat gestur tubuh saya. Dan, itu sering benarnya,” kata dia.

 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus