Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Olahraga

Gianluca Vialli Meninggal setelah Berjuang Melawan Kanker Pankreas

Gianluca Vialli didiagnosis menderita kanker pankreas pada 2017 dan dinyatakan sembuh setahun kemudian, tetapi penyakitnya kambuh.

6 Januari 2023 | 18.24 WIB

Legenda pesepakbola dunia, Gianluca Vialli dikabarkan telah menghembuskan nafas terakhirnya di umur 58 tahun. REUTERS/David Klein/File Photo
Perbesar
Legenda pesepakbola dunia, Gianluca Vialli dikabarkan telah menghembuskan nafas terakhirnya di umur 58 tahun. REUTERS/David Klein/File Photo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan penyerang Italia Gianluca Vialli meninggal karena kanker pada usia 58 tahun. Sampdoria—klub Liga Italia yang diperkuatnya pada 1984-1992mengonfirmasi kabar duka itu pada Jumat, 6 Januari 2023. Vialli meninggalkan seorang istri dan dua anak perempuan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Vialli didiagnosis menderita kanker pankreas pada 2017. Dia dinyatakan sembuh setahun kemudian tetapi penyakitnya kambuh kembali.

"Saya tahu saya mungkin tidak akan mati karena usia tua, saya berharap untuk hidup selama mungkin, tetapi saya merasa jauh lebih rapuh dari sebelumnya," kata Vialli dalam film dokumenter Netflix yang ditayangkan pada Maret 2022.

Dia menggambarkan kanker sebagai "teman perjalanan" yang dia harapkan pada akhirnya akan meninggalkannya dalam damai, setelah menguji keberaniannya. "Penyakit dapat mengajarkan banyak hal tentang siapa Anda, dan dapat mendorong Anda untuk melampaui cara hidup kita yang dangkal," ujar pemain yang pernah memperkuat Juventus dan Chelsea itu.

Namun Vialli terpaksa menepi dari perannya sebagai ketua delegasi tim nasional Italia bulan lalu, dengan mengatakan dia perlu berfokus untuk mengatasi fase baru penyakitnya. Bekerja dengan skuad Italia, Vialli dipertemukan kembali dengan pelatih nasional Roberto Mancini, teman seumur hidup dan rekannya di lini depan ketika mereka bermain untuk Sampdoria.

Mancini dan Vialli memimpin Italia ke turnamen Euro 2020, yang ditunda hingga 2021 karena pandemi COVID-19, mengangkat trofi di Stadion Wembley. Mereka merayakannya dengan pelukan penuh air mata. “Lebih indah daripada pelukan yang biasa kami berikan satu sama lain ketika saya mengoper bola dan dia mencetak gol," kata Vialli dalam wawancara dengan televisi RAI pada November 2022.

Sukses Bersama Sampdoria

Putra seorang industrialis kaya, Vialli pertama kali muncul sebagai pemain muda dengan tim lokalnya Cremonese di kasta ketiga dan kedua Liga Italia. Dia kemudian pindah ke Sampdoria pada 1984 dan membantu klub itu menikmati periode paling sukses dalam sejarahnya, memenangi Piala Italia tiga kali. 

Vialli mencetak dua gol saat Sampdoria mengalahkan Anderlecht 2-0 pada 1990 untuk mengangkat Piala Winners Eropa. Dia juga berperan besar saat Sampdoria merebut gelar Serie A pada 1991 untuk pertama kalinya dan satu-satunya, dengan mencetak 19 gol.

Vialli meninggalkan klub yang bermarkas di Genoa itu pada musim panas 1992, pindah ke Juventus. Setelah awal yang lamban, ia menemukan kembali sentuhan mencetak golnya dan membantu raksasa Turin itu memenangi Liga Italia pada 1995 dan Liga Champions pada musim berikutnya.

Dia bergabung dengan klub London, Chelsea, dengan status bebas transfer pada 1996 dan menjadi manajer pemain dua tahun kemudian ketika pelatih asal Belanda Ruud Gullit dipecat. Di bawah Vialli, Chelsea memenangi Piala Liga dan Piala Winners pada 1998 dan Piala FA dua tahun kemudian sebelum dia juga dipecat.

Peran manajerial terakhirnya adalah menangani Watford di kasta kedua Liga Inggris pada 2001-2002. Setelah keluar dari manajemen tim, Vialli ikut mendirikan firma investasi olahraga Tifosy Capital.

REUTERS

Sapto Yunus

Sapto Yunus

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus