Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Jimmy Butler merupakan pebasket profesional Amerika Serikat yang bermain untuk klub Miami Heat dari National Basketball Association (NBA). Tak ada yang menyangka Jimmy akan menjadi bintang basket sebab ia punya masa kecil yang kelam.
Dirangkum dari, britannica-com, Jimmy tak pernah mengetahui sosok ayah kandungnya. Ayahnya pergi dari rumah saat Jimmy masih kecil. Jimmy pun tingal berdua bersama ibunya dalam kemiskinan. Menjelang remaja, nasib Jimmy tak berubah, bahkan lebih buruk. Jimmy diusir ibunya dan membuat hidup Jimmy lebih sulit.
Setiap hari, Jimmy memohon kepada teman-temannya untuk bisa menumpang tidur dan makan. Untuk bertahan hidup, Jimmy kerap menumpang pada teman-temannya. Sampai suatu hari, Jimmy menemukan penyelamat hidup.
Ia diselamatkan oleh kawannya yang bernama Jordan Leslie. Jordan mengajak Jimmy melakukan kontes tembakan 3 poin. Kontes itu rupanya membawa perubahan nasib bagi Jimmy. Mendengar Jimmy yang hidup menumpang, Jordan tak tega. Ia mengajak Jimmy tinggal bersama keluarganya.
Awalnya orang tua Jordan tak setuju jimmy tinggal bersama mereka. Namun keluarga kulit putih itu akhirnya menerima Jimmy dan mengasuh Jimmy seperti anak mereka sendiri. Jadi anak angkat keluarga Leslie, Jimmy bersungguh-sungguh di sekolah. Ia belajar dan berlatih basket dengan tekun untuk bisa menjadi pemain NBA.
Seiring waktu, Jimmy tumbuh dan menunjukkan bakatnya di permainan bola basket. Jimmy mulai memperlihat kepandaiannya saat bersekolah di Tomball High School. Lalu memutuskan mendaftar di Tyler Junior College, yang kemudian diterima di perguruan tinggi Marquette Golden Eagles. Pilihan ini sekaligus menjadi langkah awal karirnya di NBA.
Pada 2011 Jimmy Butler direkrut oleh Chicago Bulls karena menduduki peringkat ke-30 di draft NBA. Namun, ia mendapat kesulitan di musim pertamanya karena rekannya yang kuat. Jimmy baru bisa mencatatkan rekornya di akhir musim ketiga. Dimana ia mencatatkan rata-rata waktu tertinggi di liga, yaitu 38,7 menit per game dan mendapatkan tempat di Tim Kedua All-Defensive NBA.
Dirangkum dari thefamouspeople.com, Jimmy menjadi pusat perhatian dalam gameplay Bulls di musim 2014-2015. Ia mencetak 32 poin saat melawan Denver Nuggets dan 35 poin melawan New York Knicks. Selain itu, ia menyumbangkan 31 poin di babak playoff melawan Milwaukee Bucks dan 33 poin atas Buck.
Di musim terakhirnya, Jimmy bermain spektakuler. Ia mencetak 24 poin saat menang atas Boston Celtics pada 27 Oktober 2016. Kemudian menorehkan 40 poin ketika berhadapan dengan Los Angeles Lakers. Atas pencapaian tersebut, dirinya mendapatkan penghargaan Pemain Terbaik Musim itu, sekaligus menjadi pilihan utama Bulls untuk dua musim berikutnya.
Usai membela Chicago Bulls sejak 2011 hingga 2017, Jimmy pindah ke Minnesota Timberwolves. Jelang berapa lama, dirinya memutuskan hengkang ke Philadelphia 76ers dan tampil dalam 13 pertandingan selama Musim 2018-2019 NBA.
Musim 2019 2020 Jimmy membawa keahliannya ke South Beach dan bermain di Miami Heat. Di sana ia dikontrak hingga musim 2025-26. Bersama Miami, Jimmy tampil memukau di musim pertamanya. Dinukil dari sportskeeda.com , ia berhasil membawa Miami Heat melaju ke final NBA dan mencatatkan rekor terbaik di Wilayah Timur.
Jimmy pun memenuhi julukan “Playoff Jimmy”-nya ketika Miami memenangkan dua seri playoff untuk melaju ke final NBA. Rekor panas Miami berakhir di final saat kalah dalam lima pertandingan seri dari Denver Nuggets.
Sepanjang karirnya, Jimmy menjadi Pemain Paling Berkembang NBA untuk musim 2014-2015. Ia juga menjadi pemain Bulls pertama yang menerima penghargaan tersebut, usai Jamal Crawford pada 2004.
Tak hanya itu, Jimmy menjadi pemain ketiga dalam sejarah final yang mencetak triple-double 40+ poin di Final NBA 2020. Prestasi tersebut sebelumnya diperoleh Jerry West bersama Los Angeles Lakers pada 1969 dan LeBron James pada 2015.
Dilansir dari NBA, pemain kelahiran 14 September 1989 ini, pernah menerima penghargaan NBA All-Star sebanyak enam kali, All-NBA Team lima kali, NBA All-Defensive Second Team lima kali, dan meriah medali emas di Olimpiade Rio 2016.
Selain bermain di NBA, Jimmy juga menjabat sebagai juru bicara di sejumlah perusahaan ternama. Seperti, AQUAhydrate, Beats by Dre, Bonobo, Five Four, Hyperice. Adidas, Michael Jordan hingga perusahaan sepatu Tiongkok Li-Ning. Jimmy Butler membuka bisnis kopi sendiri bernama 'Big face coffee'. Bisnis tersebut ia geluti sejak berada di bubble NBA.
Pilihan Editor: Miami Heat ke Final NBA 2023, Jimmy Butler Daftarkan Merek Dagang
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini