Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kelincahan Chyntia Irianto Wiranto tibatiba hilang. Sabetan raketnya tidak lagi garang. Bahkan berkalikali gadis 16 tahun ini gagal menyeberangkan shuttle cock ke bidang permainan lawan. Dari keningnya meluncur butiran keringat sebesar jagung. Wajahnya yang putih pun semakin pucat. ”Perut saya sakit,” katanya seusai berlaga di hall Pusat Olahraga Persahabatan Korea Indonesia (POPKI) Cibubur, Jakarta, Rabu pekan lalu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo