Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Berharap kepada Srikandi Naturalisasi

Tim nasional bola basket putri Indonesia punya satu pemain naturalisasi asal Kanada, Kimberley Pierre-Louis. Kehadirannya meningkatkan level permainan tim.

27 November 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Pemain naturalisasi asal Kanada, Kimberley Pierre-Louis, memiliki andil bagi kemenangan tim nasional basket putri Indonesia atas Kazakstan dan Iran.

  • Dalam laga memperebutkan peringkat ketiga Divisi B Piala Asia Putri Federasi Bola Basket Internasional 2021 di Yordania, Kimberley menyumbang 23 poin bagi Indonesia.

  • Masih terbuka peluang bagi penambahan pemain naturalisasi di sektor putri, terutama untuk posisi yang sulit mendapatkannya dari pemain lokal, seperti center.

DENGAN tinggi tubuh 183 sentimeter, Kimberley Pierre-Louis, 28 tahun, memiliki andil besar dalam kemenangan tim nasional basket putri Indonesia atas Kazakstan dalam Piala Asia Putri Federasi Bola Basket Internasional (FIBA) 2021. Pemain naturalisasi asal Kanada ini menyumbang 23 poin dalam laga perebutan peringkat ketiga Divisi B di Amman, Yordania, Sabtu, 13 November lalu, yang berakhir dengan skor 79-55. "Kami punya banyak mutiara terpendam yang membutuhkan perhatian lebih," tuturnya dalam konferensi pers seusai laga yang disiarkan kanal YouTube FIBA.

Kim—sapaan akrab Kimberley Pierre-Louis—yang mendapatkan kewarganegaraan Indonesia dua tahun lalu, mengatakan tim Indonesia mesti lebih sering bermain dalam kompetisi resmi. Pemain kelahiran 11 Agustus 1993 ini mengatakan, dengan banyak bertanding, pengalaman dan kesadaran pemain bahwa Indonesia bisa bersaing di tingkat lebih tinggi akan meningkat. "Ini turnamen yang baik untuk menimba pengalaman. Saya sangat bangga dengan tim yang selalu berjuang di setiap laga," ujar Kim tentang debutnya di tim nasional.

Keberadaan Kim sebagai “Srikandi Basket” dengan posisi power forward—penembak jauh—menurut pebasket tim nasional putri, Agustin Elya Gradita Retong, bisa meningkatkan level permainan tim. Pemain kelahiran Jakarta, 24 Agustus 1995, itu mengatakan tipe permainan ofensif ala Kim dibutuhkan tim. "Kita akhirnya punya big man dengan postur tubuh yang lumayan tapi bisa menembak dan juga bisa bikin situasi (menciptakan peluang)," ucap Dita—sapaan akrab Agustin—saat dihubungi, Kamis, 25 November lalu.

Dalam turnamen Piala Asia Putri FIBA, pebasket yang pernah bergabung dengan klub Merpati Bali ini menyebutkan penempatan Kim di posisi itu bisa mengurai penjagaan ketat lawan. Untuk mematikan pemain yang pernah memperkuat klub BC Saint Paul Rezé dari Prancis itu, menurut Dita, tim lawan harus menempatkan dua-tiga pemain. "Itu yang membantu kami karena bebas bergerak tanpa penjagaan," kata pebasket yang menempati posisi point guard—pemimpin serangan—tersebut.


“Ini turnamen yang baik untuk menimba pengalaman. Saya sangat bangga dengan tim yang selalu berjuang di setiap laga.”

Kimberley Pierre-Louis




Dengan meningkatnya level permainan tim, Dita melanjutkan, hasil terbaik dalam SEA Games 2022 yang bakal digelar pada 12-23 Mei tahun depan di Hanoi, Vietnam, menjadi salah satu target utama. Dita pun tak ragu menargetkan podium utama dalam pesta olahraga terbesar di Asia Tenggara tersebut. "Kalau target personal, pingin dapat emas pastinya," ujarnya.

Target itu, menurut Dita, cukup realistis karena keberadaan Kim di dalam tim dirancang sejak penyelenggaraan SEA Games 2019 Filipina. Ketika itu rencana tersebut batal. Kim mengurungkan niatnya memperkuat tim Merah Putih karena permasalahan dokumen. Dita menuturkan, tanpa kehadiran Kim pun Indonesia masih mampu membawa pulang medali perunggu. "Waktu itu kita kalah dari Thailand dan Filipina yang sudah diperkuat pemain naturalisasi juga," tuturnya.

Apalagi saat itu, Dita menambahkan, tim SEA Games 2019 dibentuk dengan Kim ditunjuk sebagai motor serangan. Ketika Kim batal tampil, strategi diubah dengan cepat. "Dalam training camp taktik itu sudah matang banget, tapi malah harus kehilangan Kim," ucapnya. Materi tim Indonesia saat ini didominasi pemain dalam SEA Games 2019 Filipina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Target medali emas SEA Games 2022 Vietnam juga dilontarkan Mega Nanda Perdana Putri. Pemain berposisi small forward ini pun ingin melampaui capaian Indonesia sebelumnya, termasuk medali perak yang diraih dalam SEA Games 2015 Singapura. "Semoga kali ini bisa dapat medali emas. Apalagi sudah ada pemain naturalisasi. Tidak boleh jemawa karena tim lawan juga ada pemain naturalisasi," kata Mega, Jumat, 26 November lalu.

Ia mengatakan sosok Kim dapat meningkatkan mental tanding rekan-rekan setim. Berulang kali Kim memotivasi tim agar tidak gampang menyerah dalam pertandingan. "Kim meminta kita lebih fight, jangan nyerah sampai akhir," ujar atlet 31 tahun ini. Kim juga kerap mengkritik pemain yang terlalu gampang meminta maaf bila melakukan kesalahan. “Kesalahan pasti selalu ada, tapi itu harus segera diperbaiki," tutur Mega mencontohkan pesan Kim.

Melihat kontribusi Kim di tim Indonesia, Sekretaris Jenderal Persatuan Bola Basket Indonesia Nirmala Dewi menyatakan membuka peluang melakukan naturalisasi lagi. Apalagi tim basket putra baru saja merampungkan naturalisasi Dame Diagne, Serigne Modou Kane, dan Marques Bolden pada Juli lalu. "Kalau putri masih terbuka sesuai dengan kebutuhan pelatih dan manajer," ujar Nirmala, Jumat, 26 November lalu.

Menurut dia, tim basket putri masih memerlukan tambahan pemain naturalisasi untuk posisi yang sulit diisi pemain lokal. Nirmala mencontohkan, posisi center yang harus ditempati pemain berpostur tinggi bisa menjadi prioritas tim nasional. "Kriteria umum kalau harus naturalisasi lagi adalah postur tubuh dan usia muda, biar masih bisa bermain lebih lama bagi timnas," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Timnas Basket Wanita Indonesia dalam laga perebutan peringkat ketiga Divisi B di Amman, Yordania, 13 November 2021/fiba.basketball

Manajer tim nasional putri, Christopher Tanuwidjaja, menyatakan tak ingin terburu-buru menambah pemain naturalisasi. Menurut dia, proses naturalisasi harus mempertimbangkan kebutuhan tim dalam setiap turnamen. "Aturan (penggunaan pemain) naturalisasi berubah-ubah. Makin banyak pemain naturalisasi belum tentu bermanfaat juga buat kita," ucap Christopher saat dihubungi, Jumat, 26 November lalu.

Ia mengungkapkan, dalam Piala Asia FIBA 2021, setiap tim hanya mendapat izin menggunakan satu pemain naturalisasi. Dalam SEA Games, Christopher menambahkan, biasanya penentuan kuota tergantung keputusan tuan rumah. "Kalau kemarin di SEA Games 2019 Filipina bebas karena mereka juga butuh. Mereka bebaskan, mau satu tim naturalisasi semua. Di Vietnam ini belum keluar aturannya," ujarnya.

Christopher cenderung memilih mencari pemain putri dengan status seperti Brandon Jawato, pemain naturalisasi di sektor putra. Dia menjelaskan, Brandon berdarah campuran Amerika Serikat-Indonesia sehingga berpeluang tampil sebagai pemain lokal. Ayah Brandon, Nyoman Jawato, kelahiran Bali. Adapun ibunya, Belinda van Dorn, berasal dari Amerika Serikat. "Walaupun harus melalui pemeriksaan panjang dari FIBA," katanya.

Christopher mencontohkan Libanon, lawan Indonesia dalam Piala Asia Putri FIBA 2021 yang berhasil menjadi juara pertama dan meraih promosi ke Divisi A. Selain diperkuat pemain naturalisasi asal Amerika Serikat, Natasha Cloud, tim Libanon mengandalkan dua pemain bola basket keturunan. "Mereka punya pemain keturunan Libanon-Brasil dan Libanon-Rumania," tuturnya. "Celah seperti itu yang perlu kita cari."

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Irsyan Hasyim

Irsyan Hasyim

Menulis isu olahraga, lingkungan, perkotaan, dan hukum. Kini pengurus di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, organisasi jurnalis Indonesia yang fokus memperjuangkan kebebasan pers.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus