Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pada 15 tahun lalu, tepatnya 19 September 2008, salah satu legenda sepak bola Indonesia, Ronny Pattinasarany meninggal dunia. Ia berpulang setelah sebelumnya menjalani perawatan di Rumah Sakit Guangzhou, Cina pada 31 Agustus 2008.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di sana, ia menjalani penyedotan cairan kanker dari paru-paru dan tulang belakang. Namun setelah beberapa hari pulang, kesehatannya kembali menurun. Keluarga Ronny Pattinasarany pun memutuskan membawanya ke RS Omni Medical Center, Jakarta Timur. Setelah tiga hari dirawat, Ronny Pattinasarany meninggal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ronny Pattinasarany meninggal di usia 59 tahun. Ia meninggalkan tiga orang anak hasil pernikahan dengan Stella Maria, yakni Robbeno Pattrick Pattinasarany (Benny), Hendry Jacques Pattinasarany (Yerry), dan Tresita Diana Pattinasarany.
Perjalanan Karir
Ronny Pattinasarany lahir di Makassar, Sulawesi Selatan pada 9 Februari 1949. Ronny Pattinasarany memulai karirnya di sepak bola pada 1966. Kala itu, ia tergabung dalam klub PSM Junior.
Dua tahun berselang, Ronny Pattinasarany berhasil masuk ke tim utama PSM Makassar. Di klub inti ini, Ronny Pattinasarany bertahan hingga 1976 dan kemudian berpindah ke klub Warna Agung pada 1978.
Bertahan selama empat tahun, Ronny Pattinasarany akhirnya berpindah ke klub Tunas Inti, klub terakhirnya sebelum gantung sepatu. Sedangkan, Ronny Pattinasarany juga bermain sebagai Tim Nasional Indonesia pada 1979 hingga 1982.
Setelah gantung sepatu sebagai pemain, ia memutuskan untuk melanjutkan karir sebagai pelatih sepak bola. Beberapa klub yang pernah ia latih adalah Persiba Balikpapan, Krama Yudha Tiga Berlian, Persita Tangerang, Petrokimia Gresik, Makassar Utama, Persitara Jakarta Utara, dan Persija Jakarta.
Prestasi Ronny Pattinasarany
Sebagai pemain, Ronny Pattinasarany telah menyabet banyak prestasi. Beberapa di antaranya adalah Pemain Asia All Star pada 1982, dua kali Olahragawan Terbaik Nasional pada 1976 dan 1981, dua kali Pemain Terbaik Galatama pada 1979 dan 1980, serta dua kali Medali Perak SEA Games pada 1979 dan 1981 saat membela Timnas PSSI.
Sementara itu, Ronny Pattinasarany juga memiliki prestasi sebagai pelatih. Beberapa di antaranya adalah Petrokimia Juara Surya Cup, Petrokimia Petro Cup, dan Petrokimia Runner-Up Tugu Muda Cup.
RYZAL CATUR ANANDA SS | TIM TEMPO.CO
Pilihan editor: Erick Thohir Usulkan Pembentukan Polisi Olahraga, Sudah Sampaikan ke Jokowi dan Kapolri