Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Olahraga

Mengintip Kerasnya Penggemblengan Atlet Judo Indonesia  

Mereka berlatih saat suhu mencapai minus 15 derajat Celsius.

21 Juni 2015 | 18.54 WIB

Pejudo Indonesia, Horas Manurung beraksi setelah berhasil mengalahkan lawannya pejudo Singapura, Gabriel Yang dalam pertandingan perebutan medali emas Judo Putra 81-90Kg SEA Games ke-28 di Expo Hall Singapura, 7 Juni 2015. Horas Manurung berhasil keluar s
Perbesar
Pejudo Indonesia, Horas Manurung beraksi setelah berhasil mengalahkan lawannya pejudo Singapura, Gabriel Yang dalam pertandingan perebutan medali emas Judo Putra 81-90Kg SEA Games ke-28 di Expo Hall Singapura, 7 Juni 2015. Horas Manurung berhasil keluar s

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Tim judo Indonesia sukses menjadi juara umum cabang judo di SEA Games Singapura 2015, awal bulan ini. Hal itu tak lepas dari sesi-sesi latihan keras yang mereka jalani setiap hari selama satu setengah tahun menjalani persiapan.

Gerard Christopher George, atlet putra peraih medali emas kelas 80 kilogram, harus bangun setiap pukul enam pagi untuk berlatih fisik. Menu latihan yang harus dijalani pun berat.

“Latihan sangat keras karena pelatih menilai fisik kami kerap kedodoran,” kata Gerard saat ditemui Tempo di sebuah kafe di bilangan Jakarta Selatan, Selasa lalu.

Gerard mengatakan, dia digembleng dengan keras oleh pelatih demi memperkuat daya tahan otot kaki, daya cengkeram tangan, dan kekuatan tubuh. Latihan dilakukan empat kali dalam sehari. “Semua dilakukan dari mulai lari hingga kocok tambang,” ujar atlet 20 tahun ini.

Selain menjalani latihan di Indonesia, Gerard dan sembilan atlet judo lainnya yang masuk tim inti SEA Games 2015 juga menjalani latihan di Korea Selatan selama hampir lima bulan. Latihan dilakukan di beberapa tempat secara berpindah-pindah. Untuk tim putra, mereka berlatih di Institute of Technology Yeou Ju dan tim putri di Yong In University.

Gerard mengatakan, selama di Korea, beban latihan diperberat. Lebih lagi, kondisi cuaca di Negeri Ginseng itu sedang tidak ramah. Korea sedang memasuki musim dingin. Gerard dan kawan-kawan pun harus berlatih saat suhu mencapai minus 15 derajat Celsius. “Pokoknya setiap latihan fisik lari pagi ke bukit atau naik-turun anak tangga, itu paling menyiksa. Bayangkan latihan di tengah hujan salju yang dingin,” katanya.

ANGGA SUKMAWIJAYA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gadi Makitan

Gadi Makitan

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus