Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Doping, istilah ini merujuk pada penggunaan obat-obatan terlarang, atau perawatan oleh atlet dengan tujuan meningkatkan kinerja atletik. Mengutip dari Acmt.net, praktik doping oleh para atlet sudah ada sejak berabad-abad yang lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut World Anti-Doping Code yang ditetapkan oleh WADA pada 2008, suatu zat atau pengobatan termasuk doping jika memenuhi dua dari tiga kriteria berikut:
• Meningkatkan kinerja atletik
• Menimbulkan risiko bagi kesehatan atlet
• Bertentangan dengan semangat olahraga
Kode ini terdiri dari daftar zat terlarang dan metode pengobatan yang diterbitkan setiap tahun yang tidak boleh digunakan oleh atlet. Berbagai hukuman dapat dijatuhkan kepada atlet yang terbukti melanggar Kode Anti-Doping.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apabila ketahuan menggunakan doping, mereka akan terkena diskualifikasi hasil di suatu acara, termasuk penyitaan medali. Melansir dari Drugfreesport.org.nz, juga termasuk dilarang dari semua olahraga baik berkompetisi, berlath ataupun pembinaan hingga empat tahun atau bahkan seumur hidup.
Banyak atlet yang ditemukan melanggar kode tersebut sebelumnya telah menderita hukuman mulai dari dilucutinya medali Olimpiade atau gelar olahraga hingga larangan seumur hidup dari kompetisi olahraga di masa depan.
Oleh karena itu, dikeluarkan larangan penggunaan doping oleh Asosiasi Internasional Federasi Atletik pada tahun 1928. Namun larangan ini terbukti tidak memadai, karena kemampuan untuk menguji zat terlarang pada waktu itu sangat terbatas.
Pada tahun 1967 Komite Olimpiade Internasional (IOC) melarang doping, dan pada 1999 IOC memimpin inisiatif untuk membentuk Badan Anti-Doping Dunia (WADA).
WADA pun membuat undang-undang dan pengujian anti-doping di seluruh dunia, dan membantu dalam menetapkan standar untuk lembaga dan olahraga lain.
Kegiatan utama WADA meliputi pendidikan risiko kesehatan doping, penelitian ilmiah tentang praktik doping, pengembangan kemampuan anti-doping, dan pengembangan metode pengujian untuk deteksi doping.
VALMAI ALZENA KARLA
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.