Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Nama Sadam Ali menjadi terkenal di tinju dunia setelah mengakhiri karier Miguel Cotto dengan kekalahan, saat mereka berlaga di Madison Square Garden, New York, Sabtu 2 Desember 2017. Ali menjadi juara kelas menengah junior WBO, yang sebelumnya dikuasai Cotto.
Petinju kelahiran New York 26 September 1988 ini lahir dari imigran Yaman di Amerika Serikat. Tinju dikenalnya saat berusia 8 tahun setelah dibawa oleh ayahnya, David Ali, untuk berlatih tinju.
Baca: Tinju Dunia: Sadam Ali Menang Angka Mutlak atas Miguel Cotto
"Saya sangat terinspirasi oleh Naseem Hamed yang juga keturunan Yaman. Dia terlihat sangat hebat, dan saya menonton saat dia mengalahkan Kevin Kelly di New York. Karena sangat ingin seperti Hamed itulah, ayah lantas membawa saya ke sasana. Itulah awal dari karier tinju saya," kata Ali.
Ketekunan Ali menekuni tinju berbuah manis ketika dia membela Amerika Serikat berlaga di Olimpiade Beijing 2008. Ali merupakan warga Amerika Serikat keturunan Arab pertama yang berlaga di Olimpiade. Sayang kiprahnya di Olimpiade hanya mencapai babak pertama. Ali kalah angka dari petinju Rumania, Georgian Popescu.Sadam Ali menyandang sabuk juara kelas menengah junior WBO bersama promotornya, Oscar De La Hoya (kanan). (fightnews.com)
Empat bulan setelah Olimpiade Beijing 2008, Ali hijrah ke profesional. Tidak seperti kebanyakan petinju yang bergabung dengan promotor besar, Ali memulai karier dengan mempromotori dirinya sendiri di bawah bendera World Kid Promotions.
"Saya ingin menunjukkan kalau bukan petinju biasa. Toh bergabung dengan promotor besar, bukanlah jaminan menjadi sukses. Saya tidak ingin terburu-buru dalam menjalani karier tinju profesional," kata Ali memberikan alasan.
Baca: Tinju Dunia: Hadapi Sadam Ali, Laga Perpisahan Miguel Cotto
Empat tahun berjalan sendiri, Ali akhirnya bergabung juga dengan promotor besar. Golden Boy Promotions milik Oscar De La Hoya bersedia mengontraknya pada Juni 2013. Ali mencoba meraih gelar juara dunia pertamanya pada 5 Maret 2016, namun dia gagal setelah kalah TKO ronde 9 dari Jesse Vargas dalam perebutan gelar kelas welter WBO.
Ali mau belajar dari kekalahan pertama dalam karier tinjunya itu, dan dia memenangi empat pertarungan sesudahnya. Hingga akhirnya mendapat kesempatan kedua menjajal kejuaraan dunia menghadapi Cotto.
Kali ini Ali berhasil. Setelah menjadi Arab Amerika pertama yang tampil di Olimpiade, Ali juga menjadi Arab Amerika pertama yang menjadi juara dunia tinju.
Baca: Tinju Dunia: Miguel Cotto, Kisah Sukses dan Pertikaian Keluarga
"Ini buah dari kerja keras saya dan seluruh tim. Menghadapi legenda seperti Cotto bukanlah pekerjaan mudah, dan saya berhasil menyelesaikannya dengan baik. Saya sangat senang, setelah belajar tinju sejak umur 8 tahun akhirnya berhasil menjadi juara dunia. Terlebih lagi menjadi juara di kandang sendiri di New York. Saya siap menghadapi laga-laga berikutnya yang diatur oleh Golden Boy," ujar Ali usai pertarungan.
Ali kini membuktikan bahwa warga Amerika keturunan Arab juga mampu bersaing di tinju dunia. "Saya bertinju dan berjuang sebagai orang Amerika, namun sekaligus juga wakil warga keturunan Arab di sini," kata Ali, pemilik rekor 26-1 (14 KO) itu lagi.
ESPN | NEWSDAY
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini