Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pilkada

Pengamat Ungkap Syarat Calon Lain Bisa Imbangi Khofifah di Pilkada Jatim 2024, Apa Saja?

Khofifah dinilai menjadi calon terkuat pada Pilkada Jatim 2024.

29 April 2024 | 15.34 WIB

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa. Dok Muslimat NU
Perbesar
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa. Dok Muslimat NU

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Khofifah Indar Parawansa berkomitmen melanjutkan pembangunan Jawa Timur jilid dua dengan maju dalam pemilihan kepala daerah atau Pilkada Jatim 2024. Namanya pun semakin menguat dalam berbagai survei calon Gubernur Jawa Timur. Khofifah mengaku akan menjadikan hal itu sebagai motivasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Khofifah juga sudah mengantongi surat rekomendasi dari empat partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju, yaitu Partai Golkar, Gerindra, PAN, dan Demokrat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut pengamat komunikasi politik Universitas Brawijaya Malang, Anang Sujoko, ada sejumlah kriteria calon untuk mengimbangi Khofifah Jika ingin maju dalam Pilkada Jatim. 

Anang mengatakan salah satu kriteria utama bagi calon lain untuk mengimbangi elektabilitas Gubernur Jatim periode 2019-2024 itu adalah dekat dengan kalangan Nahdlatul Ulama atau NU.

"Kriteria yang bisa mengimbangi Khofifah, harus dekat dengan Nahdliyin, termasuk Muslimat, Fatayat, atau dekat dengan kalangan NU," kata Anang di Malang pada Sabtu, 27 April 2024.

Anang menuturkan, meskipun calon yang akan maju dalam Pilkada Jatim 2024 tersebut tidak berasal dari kalangan Nahdliyin, calon itu harus memiliki kedekatan dengan NU, termasuk mendapatkan dukungan dari Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU).

Calon tersebut juga harus dekat dengan kalangan kiai yang tidak masuk struktur kepengurusan NU. "Itu sangat penting karena basis massa di Jawa Timur sangat kuat dari kalangan NU," katanya.

Selain dukungan dan dekat dengan kalangan NU, calon tersebut juga harus memiliki integritas dan kapabilitas. Integritas dan kapabilitas tersebut, kata dia, berarti memiliki pengalaman di pemerintahan, baik di Jatim maupun di daerah lain.

"Kedua, baru berbicara terkait dengan integritas dan kapabilitas. Semoga ini bisa menjadi pemicu munculnya sebuah demokrasi yang kompetitif di Jawa Timur," katanya.

Dia menilai Khofifah menjadi calon yang sangat kuat pada Pilkada Jatim 2024 sehingga para calon lain yang berpotensi harus berhitung sangat serius untuk maju dan mengimbanginya.

Khofifah yang berpasangan dengan Emil menduduki kursi pemimpin Jawa Timur usai mengalahkan pasangan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno pada Pilkada 2018. 

Khofifah Kembali Gandeng Emil Dardak

Khofifah mengakui merasa nyaman dan produktif bersama dengan Emil Elestianto Dardak saat memimpin Jatim. Sehingga, ia menyatakan akan kembali menggandeng Emil dalam Pilkada Jatim 2024 pada November 2024.

"Hari ini kami sowan bersama dengan Pak Emil. Beliau adalah penguat dalam perjalanan kami lima tahun memimpin Jatim. Dan ke depan insya Allah kami akan berproses kembali untuk pencalonan gubernur di bulan November 2024 mendatang," katanya saat silaturahmi dengan LDII Jawa Timur dalam keterangan tertulis di Surabaya, Ahad, 28 April 2024.

Ia mengemukakan, sejauh ini banyak pihak yang selalu menanyakan apakah akan maju kembali bersama Emil Dardak dalam Pilkada Jatim 2024 dan Khofifah menegaskan bahwa sejauh ini dirinya merasa sangat nyaman dan produktif berpartner dengan sosok Pak Emil Dardak.

"Saya merasa nyaman dan produktif dengan Pak Emil. Rasa Nyaman itu penting. Dan produktif juga sangat penting. Maka kami mohon doa panjenengan (doa) semua agar apa yang sudah kami lakukan dan yang akan kami lakukan ke depan bisa memberikan berkah manfaat bagi semua," tuturnya.

Khofifah mengatakan, bahwa di Jatim masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan meski begitu banyak prestasi dan capaian yang telah diraih dan prestasi serta kemajuan Jatim hanya bisa diraih jika semua elemen saling bergandengan tangan dan bersinergi secara harmoni. 

"Di posisi ini keberseiringan ulama umaro sangat strategis. Yaitu dalam upaya menjaga negara dan menjaga agama. Semoga semua yang sudah terbangun selama ini bisa terus terjalin dengan sinergis dan harmonis," tuturnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus