Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
LEDAKAN keras itu memekakkan telinga. Lalu hening. Dua-tiga detik kemudian, terdengar tangisan seorang pria, ”Help..., help....” Ada juga suara lain, ”Oh my god..., oh my god....” Ruangan sempit yang tadinya gelap jadi benderang. Pintu kendaraan antipeluru berlapis kevlar—bahan yang mampu menahan gempuran roket—itu telah tercabik entah ke mana.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo