Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Ahok Beberkan Alasan PDIP Usung Pramono Anung daripada Anies

PDIP mengusung Pramono Anung-Rano lantaran memprioritaskan kader internal partai.

29 Agustus 2024 | 08.38 WIB

Presiden Joko Widodo bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Seskab Pramono Anung di Istana Merdeka, Jakarta, 25 Oktober 2017. ANTARA FOTO
material-symbols:fullscreenPerbesar
Presiden Joko Widodo bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Seskab Pramono Anung di Istana Merdeka, Jakarta, 25 Oktober 2017. ANTARA FOTO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP telah resmi mendaftarkan pasangan calon dari kader partai, Pramono Anung dan Rano Karno, ke Komisi Pemilihan Umum atau KPU Jakarta. Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDIP, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengungkapkan alasan partainya mengusung duet kader partai banteng itu maju di Pilkada Jakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Menurut dia, pertimbangan utama PDIP mengusung Pramono-Rano lantaran partai memprioritaskan kader internal. "Intinya PDIP utamakan kader," katanya saat dihubungi, Rabu, 28 Agustus 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelumnya mengusung Pramono, PDIP digadang-gadang bakal mengusung mantan Gubernur Jakarta, Anies Baswedan. Dia diketahui sempat datang ke kantor DPP PDIP di Jalan Diponegoro Nomor 58, Jakarta Pusat.

Di sana, Anies sempat berdiskusi dengan Rano. Namun, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memutuskan untuk menduetkan kadernya sendiri di Pilgub Jakarta.

Direktur Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno mengatakan, penunjukan Pramono-Rano oleh PDIP ini mengindikasikan bahwa partai banteng mengutamakan kadernya. "Artinya persoalan kalah atau menang itu adalah hasil dari suatu kerja-kerja politik di ujung," katanya saat dihubungi, Rabu, 28 Agustus 2024.

Terlebih lagi, Adi melihat adanya kecenderungan dari PDIP di pelbagai pertarungan politik, yang menjadikan kader sebagai pemain utama. Ia mengungkapkan, keputusan mengusung kadernya sendiri di Jakarta ini tidak mengherankan. "PDIP sering disebut sebagai partai kader, kan," ucapnya.

Selain itu, Adi mengatakan bahwa PDIP ingin menunjukkan tidak terbuai dengan elektabilitas tinggi yang dimiliki oleh sosok Anies Baswedan. Ia menyebut kemungkinan PDIP menang di Pilkada Jakarta menjadi lebih besar jika mengusung Anies.

"Tapi bagi PDIP itu bukan hal penting ternyata. Karena untuk apa usung Anies, orang luar (partai), yang tak bisa, misalnya, diminta komitmen untuk memperjuangkan PDIP di masa mendatang," katanya.

Adi juga menilai, adanya perbedaan pandangan antara partai banteng dengan Anies. Menurut dia, batalnya PDIP mengusung Anies karena partai tersebut menganggap iman politiknya berbeda.

"Karena memang konfrontasi politik di Pilkada 2017 sepertinya meninggalkan bekas luka yang sampai hari ini belum dihilangkan," ujarnya.

Novali Panji Nugroho

Lulus dari Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Bergabung dengan Tempo pada September 2023. Kini menulis untuk desk Nasional, mencakup isu seputar politik maupun pertahanan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus