Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Bagi Tunanetra, huruf braille adalah sarana penting untuk membaca dan menulis sebelum tercipta peranti lunak pembaca layar. Hingga kini, lembaga pendidikan formal maupun non-formal masih menggunakan huruf yang diciptakan tahun 1824 tersebut untuk menulis atau menandai sesuatu yang tidak terakses pembaca layar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Berangkat dari pentingnya huruf braille, sebuah start up yang berkembang di Austria membuat tablet untuk disabilitas netra. Tidak hanya menyediakan pembaca layar, start up ini juga menghadirkan layar bertekstur braille untuk pengguna Tunanetra.
"Tablet ini berguna bagi karyawan Tunanetra yang harus membaca dan menandatangani kontrak tanpa bantuan pendamping,” ujar Kristina Tsvetnova, perintis start up yang menciptakan tablet berhuruf Braille, seperti yang dikutip Newyork Times. Tablet yang dikembangkan Tsvetnova ini dinamai Blitab dan akan diluncurkan akhir 2018 di Wina, Austria.
Dalam menciptakan tablet ini, Tsbetnova belum memikirkan berapa keuntungan yang akan didapat.. "Saya percaya akan selalu ada pangsa pasar bagi teknologi yang menyediakan aksesibilitas,” ujar Tsvetnova. Lulusan teknologi manajemen industri ini membuat tablet dengan sistem operasi android.
Tablet Blitab dilengkapi huruf braille untuk tunanetra. Foto: Pathstoliteracy
Bentuk dan ukuran Blitab hampir sama dengan iPad atau Ticker. Hanya saja, pada permukaan Blitab terdapat guratan huruf Braille sebanyak 14 baris. Guratan ini bersifat fleksibel yang tetap rata saat aplikasi Braille tidak digunakan dan dapat timbul ketika aplikasi dibuka.
Huruf braille pada Blitab dapat timbul tenggelam karena permukaan Blitab terbuat dari teknologi layar berbahan liquid. “Blitab dapat menerjemahkan berbagai tipe konten ke dalam huruf braille menggunakan software berbasis cloud,” ujar Tsvetnova. Tablet ini rencananya akan dibanderol USD 500 atau sekitar Rp 7,5 juta.
NEW YORK TIMES | PERKINSELEARNING | TECHNOLOGYREVIEW
Artikel lainnya:
Saat Huruf Braille Mulai Tergeser Kecanggihan Teknologi