Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

BMKG: Tsunami Akibat Longsoran Material Gunung Anak Krakatau

Pakar mengatakan beragam faktor bisa membuat tsunami tanpa gempa di Selat Sunda terkait dengan letusan Gunung Anak Krakatau.

24 Desember 2018 | 12.55 WIB

Warga menyelamatkan barang-barang miliknya dari halaman rumah yang roboh dihantam tsunami di Kampung Nammbo, Carita, Pandeglang, Banten, Senin 24 Desember 2018. BPBD setempat melaporkan 65 orang tewas, 37 orang hilang, 112 luka-luka dan 987 rumah warga rusak berat akibat dihantam tsunami Sabtu (22/12) malam. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
Perbesar
Warga menyelamatkan barang-barang miliknya dari halaman rumah yang roboh dihantam tsunami di Kampung Nammbo, Carita, Pandeglang, Banten, Senin 24 Desember 2018. BPBD setempat melaporkan 65 orang tewas, 37 orang hilang, 112 luka-luka dan 987 rumah warga rusak berat akibat dihantam tsunami Sabtu (22/12) malam. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Bandung - Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono memastikan penyebab tsunami tanpa gempa di Selat Sunda, Sabtu malam, 22 Desember 2018. "Dipicu pada 21 Desember gunung itu meletus, mungkin buat retakan atau guncangan akhirnya longsor. Itu yang menimbulkan tsunami," kata Rahmat, Senin, 24 Desember 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Menurut dia, ada citra satelit yang menangkap longsoran di lereng Gunung Anak Krakatau itu. "Ada 64 hektare lereng gunung yang hilang, itu tentunya membuat guncangan."

Baca: Jokowi Bertolak ke Banten, Cek Penanganan ...

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sensor gempa BMKG di Banten dan Lampung mencatat adanya getaran. Namun kata Rahmat, guncangan itu tidak diartikan sebagai gempa melainkan longsoran. Setelah dikonversi, besaran guncangan itu setara dengan gempa bermagnitude 3,4.

Berdasarkan data BMKG pusat sumber guncangan atau episenter itu berada di kaki lereng Gunung Anak Krakatau. "Apakah langsung ambles hilang (64 hektare), itu perlu riset.” Namun ia memastikan lereng itu tidak mungkin hilang sedikit demi sedikit.

Sejumlah pakar dan peneliti gempa menyampaikan beragam faktor yang bisa membuat kejadian tsunami tanpa gempa di Selat Sunda terkait dengan letusan Gunung Anak Krakatau.

Pakar tsunami dari ITB, Hamzah Latief, mengatakan gelombang tinggi di Selat Sunda dipastikan tsunami. Penyebabnya beberapa faktor, khususnya yang terkait dengan aktivitas Gunung Anak Krakatau. “Pembentukan tsunami akibat gunung api banyak sekali penyebabnya, ada 12,” kata Hamzah pada Ahad, 23 Desember 2018.

Faktornya seperti guguran lava, longsoran bawah gunung, runtuhan kaldera, perbedaan temperatur panas. Juga ada sebab tsunami lainnya seperti ledakan. “Seperti menggoreng ikan ada minyak panas ketemu yang dingin lalu meledak,” ujarnya.

Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung dalam siaran pers menyebutkan kaitan tsunami dengan aktivitas letusan masih harus didalami. Untuk menimbulkan tsunami Selat Sunda seperti yang terjadi Sabtu malam, 22 Desember 2018, misalnya juga perlu ada runtuhan besar yang masuk ke dalam kolom air laut.

Untuk merontokkan bagian tubuh yang longsor ke bagian laut itu diperlukan energi yang cukup besar, dan ini tidak terdeksi seismograph di pos pengamatan gunung api. PVMBG menyatakan masih memerlukan data-data untuk dikorelasikan antara letusan gunung api dengan tsunami.

 

 

Endri Kurniawati

Endri Kurniawati

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus