Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Cerita Dubes Agus Maftuh Sowan Sehari Sebelum Mbah Moen Wafat

Sehari sebelum KH Mainum Zubair atau Mbah Moen wafat, Dubes Indonesia untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel berkunjung ke kiai kharismatik itu.

8 Agustus 2019 | 10.27 WIB

Duta Besar RI untuk Saudi, Agus Maftuh Abegebriel, ketiga dari kiri, bersama Brigjen Dr. Khalid al-Huwaisy-Kepala Imigrasi Madinah dan Dirjen Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi- Al-Baijawi menyambut para Jamaah Haji Indonesia di "Gate Fast Track" dengan diiringi lantunan Salawat Maher Zain, taburan bunga dan pemberian sovenir. Sumber: KBRI Riyadh, Arab Saudi
material-symbols:fullscreenPerbesar
Duta Besar RI untuk Saudi, Agus Maftuh Abegebriel, ketiga dari kiri, bersama Brigjen Dr. Khalid al-Huwaisy-Kepala Imigrasi Madinah dan Dirjen Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi- Al-Baijawi menyambut para Jamaah Haji Indonesia di "Gate Fast Track" dengan diiringi lantunan Salawat Maher Zain, taburan bunga dan pemberian sovenir. Sumber: KBRI Riyadh, Arab Saudi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Duta besar Indonesia untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel, menceritakan kisahnya sowan kepada ulama sepuh mendiang KH Maimun Zubair atau Mbah Moen, sehari sebelum wafat. Ia bercerita dalam momen itu Mbah Moen masih hafal betul dengan silsilah keluarga Agus, karena relasinya dengan keluarga Agus cukup dekat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Malam itu jarak lima kilometer menuju tempat Mbah Moen menginap, harus ia tempuh dengan berjalan kaki. Karena jalan-jalan ditutup akibat adanya pertemuan beberapa kepala negara di Istana Raja Qasr Shafa. "Sebagai seorang santri yang selalu bangga dengan kesantriannya, akan merasa memikul dosa besar jika tidak sowan Mbah Moen ketika beliau sedang berada di Makkah," tulis Agus di akun Facebooknya Kamis 8 Agustus 2019, Tempo sudah diizinkan mengutip tulisan ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sesampainya di tempat Mbah Moen, Agus mengatakan, ia bersama keluarga besarnya mendengarkan dan menyimak nasihat-nasihat dari Mbah Moen selama dua jam. Dalam obrolan itu, menurut Agus, Mbah Moen sempat menyebut nama Abdurrasyid, seorang tukang servis jam yang kelak menjadi santri pertamanya. Santri yang digambarkan Mbah Moen sebagai santri yang fanatik dan loyalis Zubeir Dahlan ini, adalah ayah dari Agus.

Mbah Moen kata Agus, juga menyebutkan soal ibunya. Menurut Maimun, ibunda Agus punya kelekatan hubungan dengan istrinya. "Kedekatan itu dimulai dari tahun 60-an ketika dua-duanya menjadi tukang masaknya KH Ma'shum Ahmad di Pesantren Al-Hidayat Soditan Lasem," kata Agus.

Selain itu nama mertua Agus Abdullah Zawawi bin Hasbullah Kembang juga sempat disinggung dalam tausiyah dua jam tersebut. Karena hampir semua anak-anak dari Abdullah termasuk ia dan istrinya, diijabkan oleh Mbah Moen dalam pernikahan mereka.

Sebelum mengakhiri ceramahnya Mbah Moen sempat mendoakan Indonesia dan juga keluarga Agus Maftuh, serta beberapa diplomat KBRI yang juga hadir malam itu.

Mbah Moen meninggal pada, Selasa, 6 Agustus 2019, pukul 04.17 waktu Arab Saudi atau 08.17 WIB. Mbah Moen sedang menunaikan ibadah haji di Tanah Suci Mekah. Kiai Maimun Zubair atau Mbah Moen sempat dilarikan ke Rumah Sakit Annur, Mekah. Dia mengembuskan nafas terakhir menjelang waktu salat subuh. Ia kemudian dimakamkan di komplek pemakaman Ma'la.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus