Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Gus Muwafiq Minta Maaf Atas Ceramah yang Dianggap Hina Nabi

Dalam video yang diunggah akun Facebook Ketua PBNU Robikin Emhas, Gus Muwafiq menyatakan permohonan maaf atas kontroversi ceramahnya tersebut.

3 Desember 2019 | 06.26 WIB

Pendakwah Ahmad Muwafiq alias Gus Muwafiq melambaikan tangan sebelum memberikan ceramah kebangsaan di gedung KPK, Rabu, 20 November 2019. Diselingi guyonan, Gus Muwafiq berceramah mengenai sejarah Indonesia hingga kekayaan budaya yang ada di Indonesia. Salah satu topik yang dia singgung ialah soal akulturasi budaya Islam dan Indonesia.  TEMPO/Imam Sukamto
Perbesar
Pendakwah Ahmad Muwafiq alias Gus Muwafiq melambaikan tangan sebelum memberikan ceramah kebangsaan di gedung KPK, Rabu, 20 November 2019. Diselingi guyonan, Gus Muwafiq berceramah mengenai sejarah Indonesia hingga kekayaan budaya yang ada di Indonesia. Salah satu topik yang dia singgung ialah soal akulturasi budaya Islam dan Indonesia. TEMPO/Imam Sukamto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pendakwah Ahmad Muwafiq atau Gus Muwafiq mendapat sorotan setelah ceramahnya dianggap menghina Nabi Muhammad.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Dalam potongan ceramahnya yang viral, Muwafiq mengisahkan tentang kelahiran Nabi Muhammad dan kehidupannya di masa kecil. Ia menyebut Nabi lahir biasa saja. Sebab jika terlihat bersinar maka ketahuan oleh bala tentara Abrahah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Muwafiq dalam ceramahnya juga menyebut Nabi saat kecil rembes karena ikut kakeknya. Pernyataan ini menuai kritikan karena dianggap menghina Nabi Muhammad.

Gus Muwafiq memberikan klarifikasi lewat video yang tersebar di media sosial. Dalam video yang diunggah akun Facebook Ketua PBNU Robikin Emhas, Gus Muwafiq menyatakan permohonan maaf atas kontroversi ceramahnya tersebut.

"Dengan senang hati saya banyak diingatkan oleh kaum muslimin dan warga bangsa Indonesia yang begitu cinta Rasulullah. Saya sangat mencintai Rasulullah, siapa kaum muslimin yang tidak ingin Rasulullah?" ujar dia.

Menurut pria yang pernah menjadi asisten Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu, ia menyampaikan ceramah itu di Purwodadi, Jawa Tengah. Menurut dia, cerita tentang Rasulullah itu muncul karena banyak pertanyaan milenial.

"Sesungguhnya itu adalah tantangan kita hari ini, bahwa milenial ini selalu berdiskusi dengan saya tentang dua hal tersebut. Saya yakin dengan seyakin-yakinnya nur Muhammad itu memancarkan sinar. Akan tetapi generasi sekarang banyak bertanya apakah sinarnya seperti sinar lampu? Dan semakin dijawab semakin tidak ada juntrungnya," kata pendakwah yang kerap bercerita tentang sejarah Islam itu.

Adapun pernyataan dia yang menyebut Nabi rembes saat kecil, Muwafiq menjelaskan tentang pernyataannya itu.

"Terkait dengan kalimat rembes, rembes itu dalam bahasa Jawa artinya punya umbel, tidak ada lain, bahasa saya rembes itu umbelan itu. Ini terkait juga dengan pertanyaan biasanya apakah anak yang ikut kakeknya, ini kan bersih, karena kakek kan saking cintanya sama cucu sampai kadang cucunya apa-apa juga boleh," kata dia.

Muwafiq mengatakan jika kalimatnya itu dianggap terlalu lancang, maka ia meminta maaf.

"Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, tidak ada maksud menghina. Mungkin hanya inilah cara Allah menegur agar ada lebih adab terhadap Rasulullah, dengan kalimat-kalimat yang sederhana, tetapi beberapa orang menganggap ini kalimat yang cukup berat. Pada seluruh kaum muslimin saya mohon maaf," ujarnya.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus