Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gusti Raden Ayu Siti Noeroel Kamaril Ngasarati Koesoemawardhani memutuskan R.M Soerjo Soejarso, seorang kolonel yang waktu itu bertugas sebagai Komandan Pusat Kavaleri TNI AD di Bandung, sebagai pasangan hidupnya. Ada cerita menarik semasa mereka pacaran pertama kali. Jarso sering datang bertandang ke Pura Mangkunegaran. Namun banyak pantangan yang harus dilalui Soejarso.
Kisah pacaran itu dituturkan Gusti Noeroel dalam buku Mengejar Kebahagiaan yang ditulis Ully Hermono. Gusti Noeroel menyebut, dia jatuh cinta luar biasa kepada suaminya itu. Saat bertemu pertama kali dengan Jarso, yang lahir Jumat Pahing, 25 Agustus 1916, begini ungkapan perasaan Noeroel. "Aku merasa ada getar-getar lain di hati, entah mengapa ketika itu hatiku dag-dig-dug tidak karuan."
BACA JUGA
Sebentar Lagi, Orang Cukup Bercinta dengan Robot Seksi Ini?
Ely Sugigi, Awali Karier Jadi Pengumpul Penonton Acara TV
Selayaknya putri keraton, pacaran pun bukan di tempat terbuka, yaitu di lingkungan Pura Mangkunegaran. Tempat pacaran mereka sudah disiapkan di ruang Prangwedhanan. Meski harus berjalan kaki dulu dari ruangan tinggalnya, Noeroel tetap senang ketika bertemu Jarso. "Aku cukup berjalan jauh dari tempatku, tapi dengan senang hati aku lakukan karena akan bertemu Mas Jarso," ucap Noeroel.
Sudah begitu, pertemuan dua sejoli itu tetap dipantau kerabat Noeroel. Biasanya, ada Suryosumo, adik ayah Noeroel, yang selalu mengawasi Noeroel dan Jarso.
Ada satu pantangan Noeroel yang tidak boleh dilakukan jika Jarso datang wakuncar ke keraton menemuinya. Jarso ternyata tidak boleh disuguhi nasi. Menurut kepercayaan Keraton Jawa, jika disuguhi nasi, hubunganya akan putus dan batal menjadi suami-istri.
SIMAK PULA
STAN Kini Resmi Menjadi Politeknik Keuangan Negara
Pidato Bung Tomo, Dimulai Lagu Tiger Shark Lalu Allahu Akbar
Noeroel, yang lahir Sabtu Legi, 17 September 1921, pun menyuguhi hidangan lain. "Aku berusaha untuk menyajikan hidangan lain, bukan nasi. Maka Mas Jarso menikmati makaroni khas buatan Pura." Makaroni khas Solo itu biasanya campuran antara kocokan telur, susu, kornet, dan sedikit keju dengan makaroni kecil yang disuguhi dalam wadah keramik.
Pada 10 November 2015 pukul 08:00 WIB, Gusti Noeroel mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Boromeus, Bandung, setelah sebelumnya dirawat di rumah sakit yang sama selama dua minggu. Di usia 94 tahun, Gusti Noeroel tutup usia karena sakit diabetes.
Gusti Noeroel meninggalkan tujuh orang anak dan 14 orang cucu dari pernikahannya dengan Soerjo Soejarso. Ketujuh orang anaknya adalah Sularso Basarah, Parimita Wiyarti, Aji Pamoso, Heruma Wiyarti, Rasika Wiyarti, Wimaya wiyarti, dan Bambang Atas Aji. Nama terakhir adalah anak angkat Gusti Noeroel.
EVAN KOESOEMAH | PDAT
BERITA MENARIK
Gadis Ini Pergoki Makhluk Pink, Mungkinkah Alien? Lihat Nih
Siswa SMA Bikin Pidato Haru Tiga Pekan Sebelum Dijemput Ajal
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini