Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hingga kemarin, Senin, 18 Maret 2019, sebanyak 4.728 orang mengungsi akibat banjir Sentani, Papua yang melanda pada Sabtu, 16 Maret 2019 sekitar pukul 21.30. Mereka mengungsi ke enam lokasi pos pengungsian. "Yang paling banyak, yaitu 1.450 jiwa, mengungsi di BTN Gajah Mada," kata Juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho Sutopo, Senin, 18 Maret 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kelima pos penampungan yang lain, kata Sutopo berlokasi di Posko Induk Gunung Merah yang menampung 1.273 jiwa, BTN Bintang Timur 600 jiwa, Sekolah HIS Sentani 400 jiwa, SIL Sentani 300 jiwa, dan Doyo Baru 203 jiwa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca: BNPB: Banjir Sentani Disebabkan Faktor Alam ...
Para pengungsi adalah sebagian dari 11.725 keluarga terdampak banjir bandang yang dipicu hujan ekstrem selama tujuh jam. "Upaya penanganan pemerintah daerah setempat telah dilakukan sejak hari pertama pascabanjir bandang," ujar Sutopo.
Menurut dia, Pos Komando yang didirikan di Kantor Bupati Jayapura telah melayani korban luka dan terdampak melalui pelayanan medis maupun dapur umum. "Pelayanan medis telah didukung kembali oleh operasional rumah sakit umum daerah Yowaris yang telah berfungsi kembali.” Rumah Sakit (RS) Dian Harapan, RS Bhayangkara, RS Abepura dan RS Aryoko difungsikan sebagai rumah sakit rujukan.
Baca: Masa Tanggap Darurat Penanganan Banjir ...
Jumlah korban banjir Sentani terus bertambah. Hingga kemarin 18 Maret 2019 pukul 15.00, banjir Sentani, Jayapura, tercatat menewaskan 79 jiwa dan 43 orang belum ditemukan. Sebanyak 72 orang meninggal teridentifikasi di Kabupaten Jayapura, selainnya ada di Kota Jayapura. "34 orang hilang berasal dari Kampung Milimik Sentani, enam di Komplek Perumahan Inauli Advent dan tiga di Doyo Baru."
Pemerintah daerah setempat bersama dinas terkait, TNI, dan Polri melakukan upaya pemulihan dini seperti pembersihan kayu gelondongan, bebatuan, puing-puing dan material lain dengan alat berat. Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) XVIII Jayapura mengerahkan empat unit ekskavator, empat traktor dengan roda karet untuk mengangkut material, dan 10 truk jungkit untuk pembersihan ruas Jalan Nasional Jayapura-Sentani-Kemiri sepanjang 70 kilometer yang tertutup lumpur dan pohon tumbang.